Baca Juga: Viral Karyawan Langsung Resign setelah Gajian, Bagaimana Etika Seharusnya?
9. Micromanaging
Meski butuh arahan, Gen Z juga mendambakan otonomi kerja. Mereka tidak suka diawasi terlalu ketat. Cara terbaik adalah memberi kepercayaan, sekaligus ruang untuk berdiskusi saat mereka butuh arahan.
10. Menjaga Hierarki Kaku
Gen Z lebih nyaman bekerja dalam struktur yang fleksibel. Mereka menghargai kesempatan untuk memberikan masukan, bukan sekadar tunduk pada sistem hierarki yang kaku.
11. Menggeneralisasi
Terakhir, kesalahan paling umum adalah menganggap semua Gen Z sama. Setiap individu berbeda. Alih-alih mengandalkan stereotip, mintalah masukan langsung dari karyawan agar manajemen lebih sesuai kebutuhan mereka.
Generasi Z membawa dinamika baru di dunia kerja. Mereka peduli pada kesehatan mental, transparansi, serta nilai keadilan. Kesalahan manajer dalam memahami karakteristik ini bisa berakibat pada tingginya turnover.
Sebaliknya, bila dikelola dengan tepat, Gen Z bisa menjadi aset penting dengan energi, kreativitas, dan loyalitas yang kuat.
Baca Juga: Jangan Diambil Pusing, Ini 5 Tips Menghadapi Karyawan Gen Z di Tempat Kerja
(*)