Advertorial

Siapkan Proteksi Finansial Sejak Dini, Begini Cara Cerdas Hadapi Risiko Penyakit Kritis

Yasmin FE - Senin, 1 September 2025
Ilustrasi penyakit kritis
Ilustrasi penyakit kritis DOK. Shutterstock

Parapuan.co - Di Indonesia, prevalensi penyakit kritis seperti stroke, sakit jantung, diabetes, hingga gagal ginjal terus meningkat. Kini, penderitanya pun semakin muda dan mayoritas masih berada pada usia produktif.

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan tren yang mengkhawatirkan, di mana penyakit kritis tidak lagi identik dengan usia lanjut.

Akibatnya, banyak keluarga yang tiba-tiba harus berhadapan dengan beban pengobatan tinggi, hilangnya sumber penghasilan, dan bahkan terjebak dalam utang.

Pada 2023, biaya kesehatan juga meningkat tajam. Menurut Kemenkes, inflasi kesehatan mencapai 13,6 persen atau jauh di atas rata-rata kenaikan pendapatan masyarakat yang hanya sekitar 8-10 persen.

Kondisi ini membuat 70 persen keluarga yang terkena penyakit kritis jatuh ke dalam krisis keuangan, lantaran tidak semua biaya pengobatan penyakit kritis ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Perencana keuangan Rista Zwestika menjelaskan, rapuhnya kondisi keuangan keluarga tidak hanya disebabkan oleh biaya kesehatan yang mahal, tetapi juga mindset dan kebiasaan finansial masyarakat.

“Banyak orang dengan gaji besar tetap defisit tiap bulan. Masalahnya bukan pada jumlah uang (yang dimiliki), tetapi pada mindset dan kebiasaan (mengatur) keuangan,” ungkapnya.

Penjelasan tersebut dipaparkan Rista dalam webinar Parapuan bersama MSIG Life bertajuk “Investasi Terbaik untuk Diri: Menata Money Habit di Tengah Ancaman Penyakit Kritis” yang berlangsung melalui Zoom Meeting pada Kamis (28/8/2025).

Pada kesempatan tersebut, ia menyoroti rendahnya literasi keuangan di Indonesia. Saat ini, tingkat literasi baru 66 persen, sedangkan inklusi keuangan sudah lebih dari 80 persen.

Kesenjangan antara literasi dan inklusi produk serta layanan keuangan ini membuat masyarakat rentan terjebak utang konsumtif, mulai dari paylater, kartu kredit, hingga investasi bodong.

Penulis:
Editor: Sheila Respati