“Karena itu, langkah pertama yang harus dibangun adalah kesadaran bahwa pengelolaan keuangan adalah fondasi untuk menghadapi risiko,” jelasnya.
/photo/2025/09/01/cover-artikel-6jpg-20250901030011.jpg)
Rista menekankan, terdapat empat fondasi yang harus dimiliki setiap orang agar lebih siap menghadapi tantangan, termasuk mempersiapkan dana dalam mencegah penyakit kritis.
- Membuat anggaran dengan mengutamakan kebutuhan wajib sebelum keinginan. Banyak orang gagal menabung bukan karena kurang penghasilan, melainkan karena salah urut prioritas.
- Mengelola utang dengan batas maksimal 30 persen dari pendapatan. Utang produktif bisa menambah nilai, sedangkan utang konsumtif justru menjadi beban.
- Menyiapkan dana darurat, minimal enam kali pengeluaran bulanan untuk lajang, sembilan kali untuk pasangan, dan dua belas kali untuk keluarga dengan anak. Dana ini penting untuk menjaga kestabilan saat menghadapi situasi tak terduga.
- Melengkapi diri dengan proteksi, baik asuransi jiwa, kesehatan, maupun penyakit kritis.
“Tanpa fondasi ini, keuangan kita rapuh dan mudah goyah saat risiko datang,” jelas Rista.
Asuransi penyakit kritis, proteksi yang sering terabaikan
Manfaat kepemilikan asuransi penyakit kritis (DOK. Istimewa)
Dari keempat fondasi, Rista menyebut, kepemilikan asuransi penyakit kritis kerap dilupakan. Padahal, proteksi inilah yang paling penting.
Rista menjelaskan, asuransi kesehatan hanya menanggung biaya rawat inap, sementara asuransi jiwa memberikan santunan saat tertanggung meninggal.
Berbeda dari keduanya, asuransi penyakit kritis justru memberikan uang tunai ketika ada diagnosis penyakit kritis, baik stadium awal maupun lanjut.
Dana ini bisa digunakan untuk membiayai pengobatan, mengganti penghasilan yang hilang, membayar cicilan, atau sekadar menjaga keberlangsungan hidup keluarga.
“Asuransi penyakit kritis sering diabaikan, padahal inilah proteksi yang paling dibutuhkan. Kalau dibeli saat masih muda dan sehat, preminya jauh lebih terjangkau,” tegasnya.
Tips sebelum membeli asuransi
Penyakit kritis bisa datang kapan saja dan berdampak besar pada kondisi finansial. Karena itu, penting untuk memilih proteksi yang tepat sejak dini. Menurut perencana keuangan Rista, perlindungan ideal setidaknya lima kali penghasilan tahunan, dengan premi yang tetap sesuai kemampuan. Polis juga sebaiknya ditinjau berkala karena kebutuhan proteksi akan berubah seiring usia dan aset.
Menjawab kebutuhan masyarakat modern, MSIG Life menghadirkan Fortify, platform digital asuransi yang fleksibel, mudah diakses 24/7, serta memungkinkan pengguna membeli, mengelola, dan menambah proteksi tanpa harus datang ke kantor. Produk yang tersedia beragam—mulai dari asuransi penyakit kritis, jiwa, hingga kecelakaan, dengan premi yang lebih terjangkau, terutama bila dibeli sejak usia muda.
Selain Fortify, MSIG Life juga menghadirkan pilihan proteksi penyakit kritis yang komprehensif. Salah satunya adalah SECURE (Smile Critical Ultima Care) yang memberikan manfaat hingga 175% Uang Pertanggungan, perlindungan atas 149 penyakit kritis lengkap dengan pemeriksaan dini kanker, serta pilihan bayar singkat hanya 5 tahun untuk perlindungan sampai usia 60 atau 75 tahun.
Untuk perlindungan tambahan, tersedia pula eSmile Critical Care (CI Fortify), yang khusus melindungi 10 penyakit kritis mayor dengan manfaat Uang Pertanggungan yang dibayarkan apabila tertanggung terdiagnosis setelah melewati masa tunggu.
Dengan berbagai pilihan ini, masyarakat bisa menyesuaikan produk sesuai kebutuhan dan gaya hidupnya. “Yang bertahan bukan yang paling kaya, melainkan yang paling siap menghadapi risiko. Dengan Fortify, proteksi finansial bisa dipersiapkan sejak dini,” tutur Rista.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai produk asuransi penyakit kritis MSIG Life, kunjungi www.msiglife.co.id, atau rasakan pengalaman berasuransi yang lebih mudah dan personal melalui https://fortify.msiglife.co.id Jika muncul pop-up karena kode referral agen belum tersedia, cukup isi form yang tersedia.