Tujuan Terkait
Tujuan Lestari terkait

Pesta Literasi Indonesia 2025 Mengusung Tema Cerita Khatulistiwa

Tim Parapuan - Jumat, 29 Agustus 2025
Gramedia Pustaka Utama resmi membuka rangkaian Pesta Literasi Indonesia 2025 pada Kamis (28/8)
Gramedia Pustaka Utama resmi membuka rangkaian Pesta Literasi Indonesia 2025 pada Kamis (28/8) Putri Renata

 

Amie menambahkan bahwa literasi sejatinya berkaitan erat dengan keberdayaan. “Membaca bukan hanya soal teks, tapi juga kemampuan memahami dunia. Pesta Literasi ini adalah upaya agar masyarakat semakin berdaya melalui literasi yang hidup di keseharian mereka,” katanya.

Sejak pertama kali hadir pada 2023, Pesta Literasi Indonesia telah menjadi kalender tetap bagi pecinta literasi. Ribuan pengunjung dari berbagai latar belakang ikut serta, mulai dari pelajar, akademisi, komunitas, hingga keluarga yang datang bersama anak-anaknya. Tradisi ini terus dilanjutkan agar literasi tidak hanya berhenti pada generasi sekarang, melainkan diwariskan kepada generasi mendatang.

Tahun 2025 menjadi langkah baru karena skala acara diperluas hingga 12 kota. Langkah strategis ini diharapkan bisa memperkuat peran literasi dalam membangun fondasi bangsa yang cerdas, inklusif, dan berdaya saing. Tidak hanya di Jawa, tetapi juga di Sumatera, Sulawesi, Maluku, hingga Papua.

Keterlibatan tokoh publik seperti Ernest Prakasa dan dr. Jiemi Ardian dalam konferensi pers juga memberi energi tambahan. Kehadiran mereka menunjukkan bahwa literasi memiliki kaitan erat dengan berbagai bidang, mulai dari seni hingga kesehatan. Pesan yang ingin disampaikan menggarisbawahi bahwa membaca dan menulis adalah bagian dari gaya hidup modern yang relevan untuk siapa pun.

Selain itu, kolaborasi dengan bookstagrammer dan komunitas digital juga menegaskan bahwa dunia literasi telah bertransformasi. Media sosial kini menjadi pintu masuk bagi generasi muda untuk terhubung dengan buku. Pesta Literasi Indonesia memanfaatkan momentum ini dengan merangkul platform digital sebagai ruang promosi sekaligus diskusi.

Tidak kalah penting, kegiatan donasi buku menjadi salah satu sorotan. Lewat program ini, Pesta Literasi Indonesia ingin memastikan bahwa akses terhadap bacaan bisa menjangkau wilayah-wilayah yang selama ini kurang terlayani. Buku-buku yang terkumpul akan didistribusikan kepada sekolah, komunitas, dan perpustakaan daerah.

Dengan desain acara yang menyebar di berbagai kota, setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk ikut terlibat. Dari diskusi ringan di ruang komunitas hingga lokakarya intensif, semua orang dapat menemukan ruangnya masing-masing. Inilah yang membuat Pesta Literasi Indonesia 2025 terasa lebih inklusif dibandingkan sebelumnya.

Pada akhirnya, Pesta Literasi Indonesia bukan hanya soal pertemuan antara penulis dan pembaca. Lebih dari itu, acara ini menjadi wadah di mana gagasan bertemu, jaringan terbentuk, dan kolaborasi lahir. Semua demi menghidupkan semangat literasi yang menembus batas geografis maupun sosial.

Jejak Pesta Literasi Indonesia ini pun diharapkan tidak berhenti pada acara semata. Gelombang literasi yang tercipta akan terus bergerak, mengalir ke ruang kelas, komunitas kecil, hingga percakapan sehari-hari. Seperti pada tema, Cerita Khatulistiwa tidak akan pernah usai, literasi akan terus hidup di hati masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Sambut Hari Literasi, Ini 5 Rekomendasi Buku Karya Penulis Perempuan

(*)

Putri Renata

Penulis:
Editor: Arintha Widya

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.