Parapuan.co - Menstruasi adalah bagian alami dari siklus reproduksi perempuan. Meski begitu, tidak semua wanita mengalami pola menstruasi yang sama. Ada sebagian yang menghadapi masalah siklus panjang, salah satunya disebut dengan oligomenorea.
Oligomenorea merupakan kondisi ketika menstruasi tidak teratur dan jarang terjadi. Biasanya, siklus haid perempuan normal berada pada rentang 21 hingga 35 hari. Jika lebih dari itu, ada kemungkinan tubuh sedang mengalami gangguan kesehatan.
Dilansir dari laman Grid Health, menurut dr. Gorga I.V.W. Udjung, Sp.OG, seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari RSIA Bunda Jakarta, oligomenorea menjadi salah satu bentuk masalah menstruasi yang cukup sering ditemui di klinik.
"Kalau sudah lebih dari 35 hari, bahkan sampai 40 atau 50 hari baru haid, itu sudah masuk kategori oligomenorea," ujarnya.
Kondisi ini membuat seorang perempuan tidak selalu mengalami menstruasi tiap bulan. Akibatnya, banyak yang terlambat menyadari bahwa tubuhnya sebenarnya sedang mengirimkan sinyal gangguan.
Penyebab Oligomenorea
Penyebab oligomenorea bisa beragam, termasuk yang paling umum Polycystic Ovary Syndrome (PCOS). Gangguan ini ditandai dengan adanya kista kecil pada indung telur, yang membuat pelepasan sel telur tidak berjalan normal.
Selain PCOS, masalah tiroid juga berpengaruh. Hormon tiroid yang terlalu rendah atau tinggi bisa mengacaukan siklus haid. Hal ini menunjukkan hubungan antara sistem endokrin dengan kesehatan reproduksi perempuan.
Tidak hanya faktor medis, gaya hidup juga memainkan peran besar. Kelebihan berat badan, stres berlebihan, hingga pola makan tidak sehat sering kali memperburuk kondisi oligomenorea.
Baca Juga: Selain Kunyit Asam, Ini Minuman Herbal yang Bisa Mengatasi Nyeri Haid
Bagi sebagian perempuan, siklus haid panjang mungkin dianggap sepele, bahkan ada yang merasa senang karena tidak perlu mengalami menstruasi setiap bulan. Padahal, kondisi ini bisa menjadi pertanda serius yang memengaruhi kesuburan.
Oligomenorea juga kerap menimbulkan kecemasan psikologis. Ketidakpastian waktu menstruasi membuat beberapa perempuan merasa bingung, terutama ketika sedang merencanakan kehamilan.
Cara Mencegah
Penanganan pertama oligomenorea biasanya dilakukan melalui perubahan gaya hidup, seperti menjaga berat badan ideal, rutin berolahraga, serta mengelola stres dengan baik.
Jika penyebabnya berkaitan dengan gangguan hormonal, dokter dapat meresepkan terapi khusus. Salah satu cara yang sering dilakukan adalah pemberian pil KB untuk menyeimbangkan hormon dan membantu mengatur siklus haid.
Meskipun demikian, setiap pasien membutuhkan pendekatan yang berbeda. Oleh karena itu, pemeriksaan medis menjadi langkah penting agar penyebab spesifik dapat diketahui lebih jelas.
dr. Gorga menegaskan, semakin cepat kondisi ini dideteksi, semakin baik pula peluang untuk mendapatkan terapi yang sesuai. Menurutnya, "Jangan tunggu sampai siklus haid benar-benar kacau baru periksa. Lebih cepat lebih baik."
Selain terapi medis, menjaga pola hidup sehat tetap menjadi kunci utama. Mengurangi konsumsi makanan cepat saji, tidur cukup, hingga rutin melakukan aktivitas fisik adalah langkah sederhana yang membawa dampak besar.
Perempuan juga disarankan untuk mencatat siklus haid setiap bulan, termasuk melalui aplikasi yang memudahkan pencatatan sehingga perubahan sekecil apa pun bisa terdeteksi.
Dengan memahami apa itu oligomenorea dan faktor-faktor yang menyebabkannya, Kawan Puan dapat lebih waspada terhadap tubuh diri sendiri. Mengabaikan masalah ini hanya akan memperbesar risiko di masa depan, terutama terkait kesuburan dan keseimbangan hormonal.
Kawan Puan juga perlu ingat bahwa menjaga kesehatan reproduksi adalah investasi jangka panjang. Dengan perhatian sejak dini, Kawan Puan bisa menjalani hidup lebih sehat kedepannya.
Baca Juga: Kisah Perempuan Alami Haid 1.000 Hari Tanpa Henti, Apa Penyebabnya?
(*)
Putri Renata