Parapuan.co - Menjadi peneliti bukanlah pilihan karier yang mudah. Dibutuhkan dedikasi, ketekunan, dan semangat belajar tanpa henti. Hal inilah yang tercermin dalam perjalanan Anggia Prasetyoputri, seorang peneliti perempuan di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang telah mengabdikan lebih dari 20 tahun hidupnya untuk dunia riset.
Berawal dari ketertarikan terhadap biologi sejak masa kuliah, kini Anggia menjadi salah satu sosok penting di bidang penelitian biofilm dan kolaborasi riset lintas institusi.
Perjalanan Karier Anggia Prasetyoputri
Anggia memulai perjalanan akademiknya di Jurusan Biologi, Universitas Indonesia (UI). Selepas meraih gelar sarjana, Anggia sempat bekerja di perusahaan swasta selama enam bulan, namun panggilan hati membawanya kembali pada dunia akademik.
Pada tahun 2005, Anggia resmi bergabung sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), yang kini terintegrasi ke dalam BRIN. Sejak saat itu, ia tak pernah berhenti berkarya di bidang riset.
"Pertama kali saya masuk ke dunia penelitian itu persis 20 tahun yang lalu. Saat itu saya baru lulus S1 dari Biologi UI, sempat kerja sebentar, lalu mendaftar CPNS LIPI," kata Anggia dalam wawancara eksklusif bersama PARAPUAN pada Sabtu (16/8/2025).
/photo/2025/08/18/brisbane-10-december-2022altho-20250818020901.jpg)
Bagi Anggia, menjadi peneliti berarti belajar sepanjang hayat. Untuk memperdalam ilmunya, ia melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi melalui beasiswa prestisius Australia Awards.
-
S2: University of Melbourne
-
S3: University of Queensland, Brisbane
Kedua jenjang studi ini menjadi fondasi penting bagi Anggia dalam mengembangkan kapasitasnya sebagai peneliti. Dengan bekal ilmu dan pengalaman internasional, ia semakin mantap berkontribusi dalam dunia penelitian di Indonesia.
Baca Juga: Peneliti BRIN Anggia Prasetyoputri Sebut Pentingnya Support System bagi Perempuan Karier
Tugas dan Tanggung Jawab sebagai Peneliti BRIN
Sebagai peneliti di BRIN, Anggia memegang banyak peran penting. Salah satu tugas utamanya adalah mencari dan mengelola pendanaan penelitian. Proses ini mencakup penyusunan proposal, perencanaan desain penelitian, hingga penentuan metode dan luaran yang diharapkan.
"Tugas utama saya mencari dana penelitian, baik dari pemerintah, luar negeri, yayasan, maupun penyedia dana lainnya. Setelah dapat pendanaan, barulah kami merancang desain penelitian dan melaksanakannya bersama tim," jelasnya.
Tak berhenti di situ, Anggia juga memiliki tanggung jawab untuk membimbing mahasiswa dan peneliti junior. Perannya tidak hanya sebatas melakukan riset, tetapi juga mentransfer ilmu kepada generasi berikutnya melalui pembimbingan skripsi, tesis, dan disertasi.
Insipirasi bagi Generasi Muda
Menjadi peneliti bukan sekadar pekerjaan bagi Anggia, melainkan panggilan hidup. Riset baginya adalah jalan untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan kemajuan bangsa.
Ia percaya, melalui penelitian, Indonesia dapat melahirkan inovasi, solusi, dan teknologi yang bermanfaat. Semangat inilah yang membuat Anggia konsisten mengabdikan dirinya di BRIN selama dua dekade terakhir.
Perjalanan karier Anggia menjadi bukti bahwa menjadi peneliti adalah profesi mulia. Ia berharap semakin banyak anak muda yang tertarik menekuni dunia riset dan memiliki keberanian untuk bermimpi besar.
"Menjadi peneliti itu menantang, tapi juga memuaskan. Kita belajar banyak hal, bertemu orang-orang hebat, dan punya kesempatan berkontribusi bagi masyarakat," pungkasnya.
Baca Juga: 17 Tahun Berdedikasi pada Pelestarian Owa Jawa, Ini Tantangan Rahayu Oktaviani
(*)