Parapuan.co - Di tengah ramainya unggahan para penggemar tenis di ajang Wimbledon 2025, ada satu nama mendadak mencuri perhatian, yaitu Mia Zelu. Dengan foto-foto dari barisan depan lapangan utama, outfit bergaya tenniscore yang modis, dan unggahan yang tampak natural, Mia tampil seperti influencer glamor lainnya.
Namun, ada satu hal yang mengejutkan publik. Mia Zelu bukan manusia sungguhan, melainkan tokoh virtual hasil kreasi kecerdasan buatan (AI). Yuk, kenali lebih jauh sosok influencer virtual Mia Zelu sebagaimana melansir Tennis.com di bawah ini!
Si Cantik yang Tidak Pernah ke Wimbledon
Feed Instagram Mia Zelu memperlihatkan momen khas Wimbledon: gelas Pimm’s dingin, pesta eksklusif, dan gaya hidup mewah. Banyak warganet yang terpukau dan percaya bahwa Mia benar-benar hadir di sana.
Komentar seperti, “Kamu cantik banget, ini pertama kalinya aku lihat kamu!” hingga “Beruntung banget kamu bisa nonton langsung!” membanjiri unggahan-unggahannya. Namun, sebagian pengguna mulai curiga dan menyadari kenyataannya: “Tunggu, kamu bukan orang sungguhan? Aku bingung sekarang.”
Meski status Mia sebagai tokoh AI sebenarnya sudah tertulis di bio akunnya, informasi tersebut disembunyikan di balik tombol "Read More" dan mudah terlewatkan oleh pengguna media sosial yang hanya melihat feed IG-nya saja.
Bagian dari Tren Influencer Virtual yang Semakin Populer
Mia Zelu adalah bagian dari tren global influencer virtual, menyusul tokoh-tokoh digital seperti Lil Miquela dan Aitana, yang kini menjadi alat promosi efektif di media sosial.
Dibuat menggunakan AI dan CGI, karakter seperti Mia bisa dikendalikan sepenuhnya oleh pembuatnya—mulai dari gaya berpakaian hingga alur cerita kehidupan yang mereka tampilkan di dunia maya.
Baca Juga: Ingin Jadi Beauty Influencer? Content Creator Jessica Rosemaureena Beberkan Caranya
"Kembaran" Mia, Ana Zelu, yang berambut cokelat, lebih dulu muncul pada Januari 2024. Keduanya saling terhubung dan memamerkan gaya hidup serupa: traveling, fashion, dan konten motivasi ala influencer.
Walaupun belum jelas siapa kreator di balik akun-akun Zelu, konten mereka menunjukkan arah komersial yang kuat. Unggahan Mia tak hanya berisi foto-foto cantik, tetapi juga menyisipkan logo merek seperti Pimm’s—pertanda bahwa peluang kerja sama brand sangat terbuka.
Dari Viral hingga Kontroversial
Keberhasilan Mia menipu ribuan warganet selama Wimbledon membuatnya viral, namun juga menuai kontroversi. Banyak yang merasa tertipu karena tak sadar sedang mengikuti akun AI. Sebagai respons, Mia mengunggah serangkaian konten puitis dan lagu dengan lirik misterius seperti “be more than a face in the feed”.
Salah satu caption terbarunya menulis, “Saat sebuah konsep tak sesuai narasi umum, mudah sekali disalahartikan. Cerita sesungguhnya baru terungkap seiring waktu.”
Apa yang Membuat Mia Zelu Berbeda?
Tidak seperti karakter AI yang tampil seperti tokoh animasi, Mia Zelu tampak sangat realistis—berkulit mulus, berambut pirang, bermata biru, dengan pose-pose khas influencer dunia nyata. Ia hadir bukan sebagai tokoh fantasi, melainkan sebagai “manusia biasa” dengan kehidupan yang tampak relatable namun tetap mewah. Hal ini membuat Mia lebih mudah diterima—dan sekaligus mengecoh publik.
Fenomena Mia Zelu membuka diskusi besar soal masa depan industri kreatif dan digital. Di satu sisi, karakter AI seperti Mia menawarkan efisiensi, kontrol penuh, dan risiko rendah bagi brand. Di sisi lain, muncul kekhawatiran tentang transparansi, etika, dan batas antara dunia maya dan kenyataan.
Apakah tokoh virtual seperti Mia akan menggantikan influencer manusia? Belum tentu. Namun jelas, Mia Zelu telah menjadi bukti bahwa batas antara dunia digital dan nyata makin kabur—dan publik mulai memperhatikannya.
Mia Zelu bukan sekadar fenomena viral, tapi juga simbol dari arah baru dunia media sosial. Ia bukan manusia sungguhan, tapi pengaruhnya nyata.
Dan di balik wajah cantik dan caption motivasionalnya, Mia menunjukkan bahwa dunia maya punya kekuatan menciptakan figur—bahkan kehidupan—yang sepenuhnya ilusi, namun tetap mampu memikat jutaan orang.
Baca Juga: Demi Meningkatkan Kualitas Influencer, Siblings Media Edukasi Para Content Creator
(*)