Dokter Bedah Magang di RS Australia Lakukan Pelecehan, Rekam 460 Perempuan di Toilet

Saras Bening Sumunar - Rabu, 30 Juli 2025
Dokter bedah di RS Autralia lakukan pelecehan.
Dokter bedah di RS Autralia lakukan pelecehan. Bill Oxford

Parapuan.co - Media sosial belakangan dihebohkan dengan aksi pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang dokter bedah magang yang berasal dari Singapura. Ryan Cho (27) diduga diam-diam merekam setidaknya 460 perempuan di toilet rumah sakit Melbourne, Victoria, Australia. 

Siapa sangka, aksi keji yang dilakukan Ryan Cho ini sudah berlangsung sejak 2021 dan menghasilkan 4.500 hasil rekaman. Ryan Cho melakukan hal tersebut di tiga rumah sakit berbeda, yakni:

  • Rumah Sakit Austin, Australia.
  • Rumah Sakit Royal Melbourne, Australia.
  • Peter MacCallum Cancer Centre, Australia.

Sementara itu, korban yang terekam dalam video-video tersebut kemungkinan besar merupakan dokter, perawat, paramedis, hingga staf medis lainnya. Pihak kepolisian Victoria menjelaskan bahwa video yang diambil Ryan berfokus pada daerah genital atau dubur korban.

"Semua file ini menggambarkan daerah genital atau dubur para korban dalam posisi rentan," ungkap pihak kepolisian dikutip dari Kompas.

Langkah Tegas yang Diambil

Sejak kasus pelecehan tersebut terkuak, Ryan Cho yang bekerja di sebagai dokter bedah magang di Rumah Sakit Austin kini telah diberhentikan. Registrasi medisnya juga telah ditangguhkan pihak Badan Regulasi Praktis Kesehatan Australia (AHPRA).

Penangguhan tersebut membuat Ryan Cho tidak dapat berpraktik sebagai dokter di Australia. Polisi juga telah menyita dua ponsel, satu laptop, satu hard drive, beberapa kantong jaring putih, dan gantungan yang dapat dilepas.

Hasil analisis polisi terhadap salah satu hard drive menunjukkan bahwa perangkat penyimpanan tersebut berisi 10.374 file berupa video dan gambar. Seluruh file itu diklasifikasikan ke dalam sejumlah folder, yang dikelompokkan berdasarkan nama rumah sakit, bangsal, serta identitas terduga korban.

Dalam dokumen tersebut juga terungkap bahwa file-file ini disusun menurut kategori tertentu, misalnya berdasarkan tingkat seperti "Tingkat 1" dan "Tingkat 2".

Baca Juga: Mantan Dokter Bedah Prancis Lecehkan Ratusan Anak, Dipenjara tapi Korban Terlanjur Hancur

Polisi menyebutkan dalam laporan pengadilan bahwa terdakwa diduga menyebut sedikitnya 460 korban perempuan, dan membagi file-file intim tersebut ke dalam folder yang merujuk pada nama korban serta tempat mereka bekerja.

Penyelidik juga menerima laporan dari sejumlah staf dan manajemen rumah sakit yang mengaku mengalami trauma serta ketakutan untuk menggunakan fasilitas rumah sakit. Banyak dari mereka merasa tempat kerja yang seharusnya aman kini justru menjadi sumber kekhawatiran.

"Terdakwa (diduga) menyebutkan setidaknya 460 korban perempuan secara keseluruhan, mengelompokkan video-video intim tersebut ke dalam folder-folder yang terkait dengan nama dan tempat kerja," papar polisi dalam dokumen pengadilan.

"Para penyelidik telah menerima laporan dari staf dan manajemen bahwa mereka menderita trauma dan takut menggunakan fasilitas rumah sakit. Staf tidak lagi merasa aman di tempat kerja mereka,” sambungnya. Selain hard drive, polisi juga menyita sebuah ponsel yang diketahui telah merekam video dengan durasi mencapai tiga jam.

Dijatuhi Berbagai Dakwaan

Saat ini, Ryan Cho tengah menghadapi sejumlah dakwaan di pengadilan terkait tindakan yang dilakukannya. Tuduhan yang dialamatkan kepadanya mencakup pembuatan gambar-gambar intim, penggunaan alat pengintai optik, kegagalan dalam memberikan bantuan kepada pihak kepolisian, tindakan penguntitan, serta penggunaan alat pengintai optik secara ilegal.

Kasus ini terungkap setelah rekan-rekan Cho menemukan adanya kamera tersembunyi yang merekam aktivitas mereka di toilet Rumah Sakit Austin.

Pihak kepolisian mengungkapkan bahwa sebuah ponsel ditemukan di dalam toilet dan diyakini telah berada di sana selama 'beberapa waktu' sebelum akhirnya disadari oleh staf rumah sakit dan dilaporkan ke pihak berwenang.

Baca Juga: 5 Langkah Psikologis agar Korban Pelecehan Seksual Tak Merasa Rendah Diri

Salah seorang perawat menemukan kantong jaring berisi ponsel yang diduga sedang merekam, lalu segera melaporkannya kepada manajemen rumah sakit. Beberapa hari setelah laporan tersebut, petugas keamanan rumah sakit kembali menemukan kantong jaring serupa di lokasi yang sama.

Cho telah menyatakan keberatannya terhadap seluruh tuduhan yang dikenakan. Namun, permohonan jaminannya ditolak. Dia dijadwalkan untuk kembali menjalani proses pengadilan pada bulan November 2025 mendatang.

Diketahui bahwa Cho telah menetap secara permanen di Australia setelah menyelesaikan pendidikan kedokterannya di Universitas Monash, Melbourne.

(*)

 

Sumber: kompas
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri