Parapuan.co - Menjalani hubungan yang sehat dan bahagia bukan hanya tentang cinta yang besar atau momen-momen romantis yang megah. Justru, banyak kebiasaan kecil sehari-hari yang berkontribusi besar terhadap kualitas hubungan. Sayangnya, tidak semua pasangan mau meluangkan waktu dan usaha untuk menjaga hal-hal kecil ini.
Psikologi menunjukkan bahwa ada enam kebiasaan yang mungkin terlihat sepele, tapi terbukti mampu meningkatkan kebahagiaan pasangan secara signifikan. Apa saja? Yuk, simak uraiannya dikutip dari Your Tango di bawah ini!
1. Komunikasi yang Jujur dan Efektif
Kunci utama hubungan yang sehat adalah komunikasi. Ini bukan sekadar bertukar kabar, melainkan juga keberanian untuk mengungkapkan perasaan, baik itu bahagia maupun kecewa. Banyak orang enggan berkata jujur karena takut rentan atau takut akan reaksi pasangan.
Namun, kejujuran justru bisa membuka ruang solusi bersama. Misalnya, jika salah satu pasangan merasa kesepian karena kesibukan pasangan lainnya, mengungkapkan perasaan itu jauh lebih baik daripada memendam dan menjauh perlahan.
"Siapa pun harus jujur kepada pasangannya tentang apa yang mereka rasakan. Setelah itu, mereka bisa membuat rencana bersama, baik untuk jangka pendek maupun panjang, di mana semua kebutuhan terpenuhi," ungkap para peneliti dalam studi psikologis terbaru.
2. Punya Lelucon atau Rahasia Kecil Berdua
Pasangan yang bahagia biasanya memiliki dunia kecil mereka sendiri. Salah satu bumbu manisnya adalah lelucon pribadi atau momen-momen yang hanya mereka pahami. Misalnya, tersenyum diam-diam saat mendengar kalimat khas dari ayah mertua di tengah acara keluarga, karena itu sudah jadi "kode rahasia" yang sering dibicarakan sebelumnya.
Koneksi emosional semacam ini menciptakan rasa kebersamaan yang kuat. Bahkan, sebuah studi dalam "American Journal of Family Therapy" menunjukkan bahwa humor dan lelucon internal bisa menjadi indikator kesehatan hubungan, sekaligus membantu mengurangi konflik.
Baca Juga: 7 Cara Komunikasi yang Bikin Hubungan dengan Pasangan Makin Hangat
3. Menepati Janji yang Sudah Dibuat
Janji adalah soal kepercayaan. Sekali dilanggar, rasa percaya bisa runtuh. Lebih baik tidak membuat janji sama sekali daripada sering mengingkarinya. Dalam hubungan, janji yang dilanggar berulang kali bisa membuat pasangan merasa tidak dihargai dan akhirnya memilih mundur.
"Janji yang dibuat berdasarkan perasaan cinta memang lebih banyak, tapi janji yang ditepati datang dari orang yang memiliki rencana dan kontrol diri," tulis studi dalam jurnal psikologi tahun 2011. Menepati janji, sekecil apa pun, adalah bentuk nyata dari komitmen.
4. Tidak Saling Menganggap Remeh
Seiring berjalannya waktu, pasangan cenderung terlena dan mulai mengabaikan satu sama lain. Mereka merasa pasangan akan selalu ada, tanpa perlu usaha lebih. Padahal, rasa syukur dan perhatian yang konsisten adalah bahan bakar hubungan yang langgeng.
Penelitian dalam Journal of Personality and Social Psychology menyatakan bahwa pasangan yang saling menghargai dan menunjukkan rasa terima kasih cenderung lebih responsif terhadap kebutuhan satu sama lain, lebih setia, dan lebih tahan lama dalam hubungan.
5. Meluangkan Waktu Berkualitas Bersama
Kesibukan hidup membuat banyak pasangan kehilangan momen untuk menjadi "kita". Mereka sibuk menjalankan peran masing-masing—sebagai orang tua, pekerja, atau anak—hingga lupa menjadi pasangan. Padahal, waktu berkualitas bersama penting untuk memperkuat ikatan. Tak perlu selalu mewah, cukup jalan santai berdua, memasak bersama, atau sekadar duduk sambil ngobrol ringan tanpa gangguan ponsel.
"Pasangan yang menghabiskan lebih banyak waktu bersama untuk berbicara melaporkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi, hubungan yang lebih positif, dan kedekatan emosional yang lebih besar," kata riset dalam Contemporary Family Therapy.
Baca Juga: 5 Tips Jitu Membangun Komunikasi yang Sehat dalam Pernikahan
6. Menjadikan Pasangan Sebagai Prioritas
Dalam hiruk-pikuk rutinitas, mudah sekali menempatkan pekerjaan, teman, hobi, bahkan media sosial di atas pasangan. Tapi jika hubungan rusak, hal-hal itu tak bisa menggantikannya. Itulah mengapa menjadikan pasangan sebagai prioritas adalah investasi emosional yang tak ternilai.
Sesekali, kurangi durasi scrolling ponsel dan fokus pada quality time berdua. Batalkan satu kegiatan sosial untuk bisa makan malam bersama pasangan. Hal-hal kecil seperti ini justru menjadi bukti nyata bahwa cinta tidak hanya diucapkan, tapi juga diperjuangkan.
Tidak ada hubungan yang bahagia secara instan. Semuanya butuh perhatian, usaha, dan kebiasaan-kebiasaan kecil yang dijaga dengan penuh kesadaran. Enam kebiasaan di atas mungkin terdengar sederhana, tapi justru dari situlah kebahagiaan jangka panjang berawal.
Karena dalam hubungan, yang paling penting bukan hanya mencintai—tapi tetap mencintai, setiap hari, lewat hal-hal yang sering kali tampak sepele.
(*)