Kisah Nenek di AS Jadi Sarjana di Usia 80-an, Bukti Mimpi Tak Kenal Batas Usia

Arintha Widya - Senin, 28 Juli 2025
Perempuan berusia 84 tahun akhirnya mendapatkan gelar dan ijazah sarjana.
Perempuan berusia 84 tahun akhirnya mendapatkan gelar dan ijazah sarjana. The University of Maine

Parapuan.co - Kawan Puan masih di rentang usia 30-an tapi merasa terlalu tua untuk mencoba kuliah lagi atau melanjutkan pendidikan di jenjang yang lebih tinggi? Kamu perlu belajar dari nenek asal Amerika Serikat (AS), Joan Alexander. Joan Alexander membuktikan bahwa mimpi tak mengenal batas usia.

Di usianya yang kini menginjak 84 tahun, ia tak hanya menjadi seorang nenek dari banyak cucu, tetapi juga resmi menyandang gelar sarjana—mewujudkan impian yang sempat tertunda selama lebih dari enam dekade. Simak perjalanan Joan hingga akhirnya meraih gelar sarjana seperti mengutip The Bump di bawah ini!

Hamil saat Menempuh Pendidikan Guru

Perjalanan Joan Alexander dimulai pada tahun 1959, ketika ia masih berusia dua puluhan dan tengah menempuh pendidikan guru di University of Maine, Amerika Serikat. Namun, kehidupan membawanya ke arah berbeda saat ia hamil anak pertamanya.

Pada masa itu, belum ada perlindungan hukum bagi perempuan hamil yang sedang kuliah. Sebelum adanya Title IX, undang-undang penting yang baru disahkan pada 1972 untuk melindungi perempuan dari diskriminasi berbasis gender di institusi pendidikan, universitas secara legal bisa menghentikan atau mengeluarkan mahasiswi yang hamil.

Itulah yang dialami oleh Joan Alexander. Ia dilarang mengikuti program praktik mengajar—syarat wajib untuk memperoleh gelar sarjananya. Meskipun ia telah menyelesaikan semua kewajiban akademik lainnya, tanpa praktik tersebut, ijazahnya ditahan.

"Saya tidak menyadari bahwa saya punya lubang besar dalam hidup saya, dan ternyata itulah lubangnya—tidak memiliki ijazah itu," kata Alexander kepada NBC News.

Wisuda setelah Puluhan Tahun Berlalu

Selama puluhan tahun, ia terus mengabdi di dunia pendidikan secara sukarela, membaca buku untuk anak-anak prasekolah dan membantu para guru di sekolah.

Baca Juga: Penyebab Lebih dari 1 Juta Sarjana Menganggur Menurut Kemnaker, Apa Solusinya?

Aksi tanpa pamrih itu menginspirasi putri bungsunya, Tracey, untuk mencoba menghubungi pihak kampus dan menanyakan apakah sang ibu masih bisa mendapatkan pengakuan atas jerih payahnya.

Ternyata jawabannya: bisa. Setelah pihak University of Maine meninjau catatan akademiknya, mereka mengonfirmasi bahwa Joan Alexander memang telah memenuhi semua syarat akademis yang dibutuhkan. Ia pun resmi dinyatakan lulus dan diundang untuk ikut serta dalam upacara wisuda.

"Itu membuatku sedih bahwa Ibu sudah melakukan segalanya, tapi tetap tidak bisa lulus," ujar Tracey. "Saat kabar itu datang, saya bilang, ‘Bu, Ibu akan jadi sarjana,’ dan kami berdua menangis."

Kini, Joan Alexander berdiri sejajar dengan keempat putrinya yang telah lebih dulu meraih gelar sarjana. Bahkan lebih dari itu, ia mencatatkan sejarah sebagai lulusan tertua dari University of Maine.

"Setelah saya mendapatkannya (ijazah), lubang itu tertutup dan saya merasa diri saya kini utuh," ungkap Joan penuh haru.

Meski cerita Joan berakhir manis, kisahnya mengingatkan kita bahwa para ibu yang juga berperan sebagai mahasiswa masih sangat membutuhkan dukungan.

Meskipun Title IX telah memberikan perlindungan hukum, fasilitas seperti penitipan anak di kampus, hunian ramah keluarga, dan kebijakan fleksibel untuk menyeimbangkan peran belajar dan mengasuh anak tetap sangat penting untuk diperjuangkan.

Joan Alexander bukan hanya mendapatkan gelarnya—ia juga memberikan teladan, bahwa impian boleh tertunda, tapi tidak pernah padam.

Baca Juga: Jumlah Sarjana Perempuan Kini Lebih Unggul Dibandingkan Laki-Laki

(*)

Sumber: The Bump
Penulis:
Editor: Arintha Widya