Lalu, lahirlah sistem kemitraan Kanemura. Tapi bukan sekadar jual lisensi lalu lepas tangan. Aditya dan tim membagikan seluruh sistem yang sudah mereka bangun, mulai dari standar operasional, pelatihan karyawan, software pengelolaan outlet, sampai strategi promosi yang saling terhubung.
“Kanemura adalah tempat bertumbuh bersama. Sebuah perjalanan rasa yang ingin saya bagi,” ujarnya.
Bagi Aditya, membangun kemitraan bukan soal angka, tapi soal nilai. Ia ingin mitranya tumbuh bukan hanya secara bisnis, tapi juga secara pengalaman. Ia percaya bahwa makanan yang disajikan dengan hati, akan selalu punya tempat di hati pelanggan.
“Kemitraan bukan soal angka, melainkan tentang menyebarkan filosofi makan dengan rasa nyaman, menyajikan dengan hati, dan membangun bisnis dengan fondasi yang kuat,” tuturnya.
Sistem yang mereka siapkan juga dirancang agar bisa diakses siapa saja. Inklusif, efisien, dan siap berkembang.
Kanemura menghubungkan mitra lewat rantai pasok yang solid dan strategi pemasaran digital yang sudah terintegrasi. Jadi, mitra tidak dibiarkan berjalan sendiri, tapi justru ditemani.
Hari ini, Kanemura tidak lagi hanya milik Sawangan. Lewat sistem kemitraan, Kanemura mulai hadir di kota-kota lain. Semuanya dibangun dari semangat yang sama, yakni menghadirkan makanan Jepang yang akrab, autentik, dan bisa dinikmati banyak orang.