Serba-serbi Bantuan Hukum The Women's Fund JK Rowling yang Tuai Kontroversi

Arintha Widya - Selasa, 1 Juli 2025
Kontroversi bantuan hukum The Women's Fund JK Rowling
Kontroversi bantuan hukum The Women's Fund JK Rowling latimes.com

Parapuan.co - Penulis cerita ikonik Harry Potter, J.K. Rowling, kembali menjadi sorotan publik setelah meluncurkan The J.K. Rowling Women’s Fund (JKRWF). The Women's Fund adalah bantuan hukum khusus perempuan yang diambil dari dana pribadi J.K. Rowling bersumber dari penghasilannya untuk series Harry Potter.

Dana pribadi ini dibuat untuk memberikan dukungan hukum kepada individu dan organisasi yang memperjuangkan “hak-hak berbasis jenis kelamin perempuan”—istilah yang oleh banyak pihak dianggap sebagai bentuk advokasi anti-trans. Meski tujuannya bisa baik, tetapi The Women's Fund menuai kontroversi karena dugaan anti-trans terhadap J.K. Rowling.

Melalui platform X (dulu Twitter), Rowling pernah menulis bahwa pendanaan ini bersifat pribadi dan tidak menerima sumbangan publik. "Saya sudah mempertimbangkan semua opsi, dan dana pribadi adalah cara yang paling efisien dan terorganisasi untuk melakukannya," tulisnya pada 24 Mei 2024 seperti melansir Them.us.

Ia menambahkan, "Banyak orang menawarkan untuk menyumbang, dan saya sangat menghargainya, tapi lebih baik berikan sumbangan pada organisasi hak perempuan lain—hanya jangan ke saya!"

Apa Sebenarnya Tujuan The Women’s Fund Ini?

Menurut situs resminya, JKRWF mendanai bantuan hukum untuk:

  • Perempuan atau organisasi yang kehilangan pekerjaan karena menyuarakan keyakinan mereka.
  • Pihak yang menolak kebijakan inklusi yang dianggap tidak masuk akal terkait ruang atau layanan khusus perempuan.
  • Mereka yang menantang legislasi yang dianggap menghilangkan perlindungan hak perempuan.
  • Pihak yang tidak memiliki dana untuk membawa kasus mereka ke pengadilan.

Dana ini secara eksplisit tidak mempekerjakan pengacara bagi pemohon, melainkan hanya memberikan pendanaan untuk proses hukum yang sudah dirancang jelas.

Fakta Pendukung: Perlindungan Perempuan atau Bentuk Perlawanan?

Bagi para pendukungnya, JKRWF dianggap sebagai langkah nyata dalam memperjuangkan hak-hak perempuan berdasarkan jenis kelamin biologis. Mereka menyambut baik adanya dana yang dapat membantu perempuan melawan kebijakan atau praktik yang dianggap mengancam ruang dan layanan khusus perempuan.

Baca Juga: Studi Soal Respon terhadap Perempuan Pelaku Kekerasan, Antara Pandangan dan Penghakiman

Fund ini juga datang hanya sebulan setelah Mahkamah Agung Inggris memutuskan bahwa definisi hukum “laki-laki” dan “perempuan” dalam Equality Act harus mengacu pada jenis kelamin biologis, bukan identitas gender.

Kontroversi: Tuduhan Anti-Trans dan Diskriminatif

Di sisi lain, banyak kelompok LGBTQ+ dan pengamat kebijakan mengecam JKRWF sebagai alat untuk memperkuat narasi anti-trans. Mereka menilai bahwa penggunaan istilah “hak-hak berbasis jenis kelamin” adalah eufemisme untuk mengecualikan perempuan trans dari ruang dan layanan yang seharusnya inklusif.

J.K. Rowling juga pernah terlibat dalam kasus lainnya yang dianggap problematik. Saat Olimpiade Paris 2024, ia ikut menyebarkan tuduhan tak berdasar bahwa petinju Aljazair Imane Khelif adalah “laki-laki.” Khelif kemudian melaporkan Rowling, Elon Musk, dan tokoh publik lainnya atas tuduhan pelecehan moral secara masif dan terkoordinasi di Prancis.

Selain itu, Rowling juga mendirikan Beira’s Place, pusat krisis pemerkosaan di Edinburgh pada 2022, yang secara terbuka tidak mempekerjakan ataupun melayani perempuan trans. Langkah ini semakin memperkuat kesan bahwa inisiatif-inisiatif Rowling dibangun atas dasar penolakan terhadap identitas transgender.

Apakah JKRWF Akan Mengubah Kebijakan Publik?

Tujuan jangka panjang dari JKRWF, menurut situs resminya, adalah mendorong terciptanya preseden hukum yang dapat mengubah kebijakan secara sistemik demi melindungi hak-hak perempuan berdasarkan jenis kelamin biologis.

Namun, banyak pihak khawatir bahwa “perubahan kebijakan” yang dimaksud justru akan memperkuat pembatasan terhadap hak individu transgender, serta melemahkan prinsip inklusivitas dalam hukum dan layanan publik.

Apapun tujuan Rowling, The Women's Fund diharapkan dapat membantu banyak perempuan yang memerlukan bantuan hukum.

Baca Juga: 5 Cara untuk Membantu Mengakhiri Kasus Kekerasan pada Perempuan

(*)

Penulis:
Editor: Arintha Widya