Jumlah Mainan Ideal Sesuai Usia Anak Menurut Ahli, Begini Mengelolanya

Arintha Widya - Senin, 2 Juni 2025
Jumlah mainan yang ideal sesuai usia anak.
Jumlah mainan yang ideal sesuai usia anak. AaronAmat

Parapuan.co - Bagi banyak orang tua, rak mainan yang penuh sesak dan lantai rumah yang selalu berantakan bisa terasa seperti bagian tak terhindarkan dari kehidupan bersama anak.

Dorongan untuk membeli mainan terbaru—baik demi perkembangan anak maupun demi meredam rasa bersalah sebagai orang tua—datang dari berbagai arah, mulai dari iklan, media sosial, hingga hadiah dari kerabat.

Namun, para ahli justru menyarankan untuk tidak berlebihan. Nyatanya, semakin sedikit mainan yang dimiliki anak, justru bisa semakin baik. Lantas, berapa banyak mainan yang idealnya dimiliki anak? Begini kata ahli sebagaimana merangkum Parents!

Sedikit Mainan, Lebih Banyak Manfaat

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa balita berusia 18 hingga 30 bulan menunjukkan kualitas bermain yang lebih baik saat mereka hanya diberikan empat mainan, dibandingkan ketika mereka memiliki 16 mainan.

Dengan pilihan yang lebih sedikit, anak-anak lebih fokus dan cenderung bermain lebih lama. Artinya, mereka tak hanya lebih kreatif, tapi juga memberi ruang bagi orang tua untuk beristirahat atau menyelesaikan pekerjaan rumah.

Evan Gold, seorang ayah dua anak dan pendiri Simplify Parenthood, berbagi pengalamannya dalam menerapkan prinsip parenting minimalis. Ia sempat kewalahan dengan jumlah mainan anak-anaknya yang menumpuk di apartemen kecil mereka.

"Lebih baik punya 10–15 mainan terbuka (open-ended) yang bisa dimainkan dalam berbagai cara, dibandingkan 50 mainan yang hanya punya satu fungsi," ujar Evan. "Setelah kami menyortir dan mengurangi jumlah mainan hingga setengahnya, kami melihat anak-anak bermain lebih lama dan lebih kreatif."

Jumlah Mainan yang Ideal Berdasarkan Usia Anak

Baca Juga: Belajar dari Bermain, Ini 11 Jenis Mainan Terbaik untuk Anak Balita

Evan Gold menawarkan panduan praktis soal jumlah mainan yang ideal sesuai usia:

  • Bayi (0–12 bulan): 4–6 mainan sederhana yang merangsang panca indera.
  • Balita (1–3 tahun): 8–12 mainan yang mendukung kemampuan motorik, seperti menyusun, memilah, dan bermain peran.
  • Anak prasekolah dan lebih besar: 12–15 mainan utama yang bisa dirotasi, ditambah beberapa mainan spesial sesuai minat.

Terlalu Banyak Mainan Bisa Membuat Anak Kewalahan

Anak-anak yang memiliki terlalu banyak mainan cenderung tidak fokus, cepat bosan, dan terus-menerus berganti aktivitas. Rachel, seorang ibu dari anak usia 6 tahun, mengaku bahwa tumpukan mainan di rumahnya lebih sering menjadi sumber stres daripada kesenangan.

"Mainan itu hanya duduk dan mengumpulkan debu, dipakai sesekali saja," kata Rachel. "Anak saya selalu minta mainan baru saat liburan, tapi biasanya malah cepat dilupakan. Rasanya seperti pemborosan uang dan ruang, bahkan juga pemborosan secara ekologis."

Cara Mengelola Jumlah Mainan Anak

Tidak semua keluarga bisa atau ingin mengurangi mainan hingga sangat sedikit. Namun, ada beberapa cara efektif untuk mengatur mainan agar tetap terkendali:

  • Rotasi Mainan

Menyimpan sebagian mainan dan hanya mengeluarkan sebagian lainnya bisa membuat anak tetap tertarik tanpa merasa bosan.

"Kami hanya menaruh sekitar sepertiga mainan di area bermain, lalu menggantinya tiap beberapa minggu," jelas Evan Gold. "Saat anak-anak makin besar, mereka juga bisa ikut memilih mainan mana yang ingin dirotasi."

  • Pilih Mainan yang Multifungsi

Sally Macaluso, guru prasekolah dan pakar pendidikan anak usia dini, menyarankan untuk memilih mainan yang bisa digunakan dalam berbagai cara.

Baca Juga: Istilah Kidult Viral di TikTok, Orang Dewasa Mengoleksi Mainan Anak

"Mainan elektronik memang menarik, tapi cepat kehilangan daya tariknya. Lebih baik pilih mainan klasik seperti balok, kertas gambar, atau magnet tiles yang bisa memicu imajinasi dan eksplorasi," jelas Sally Macaluso.

  • Sediakan Penyimpanan yang Ramah Anak

Rak terbuka rendah dan kotak mainan yang jelas kategorinya bisa membantu anak memilih dan merapikan mainannya sendiri. Semakin sedikit mainan, semakin mudah pula membersihkannya.

  • Libatkan Anak Saat Menyortir

Daripada diam-diam membuang mainan saat anak sekolah, Evan Gold menyarankan untuk melibatkan anak dalam proses memilah.

"Kami main ‘Keep It or Leave It’, anak saya memutuskan sendiri apakah ingin menyimpan, menyumbangkan, atau membuang mainan," tuturnya.

Jumlah mainan sering kali bertambah drastis saat ulang tahun atau musim liburan. Untuk menghindari penumpukan, beberapa keluarga memilih untuk menyampaikan permintaan khusus seperti "tidak usah membawa hadiah" atau "berikan buku atau pengalaman, bukan mainan".

Alternatif lain adalah mengajak keluarga dan kerabat memberikan hadiah berupa pengalaman, seperti tiket museum, peralatan olahraga yang memang dibutuhkan, atau bahkan kontribusi untuk liburan keluarga.

(*)

Sumber: Parents
Penulis:
Editor: Arintha Widya