Parapuan.co - Seiring bertambahnya usia, banyak perempuan mulai mengalami pergeseran cara pandang terhadap hidup. Apa yang dulu dianggap penting, seperti penampilan sempurna, validasi orang lain, atau status sosial, kini bukan lagi prioritas.
Pengalaman hidup, termasuk kehamilan, menjadi ibu, karier, hingga menghadapi menopause, membentuk banyak perempuan menjadi pribadi yang lebih tegas, jujur pada diri sendiri, dan tidak mudah tergoyahkan.
Melansir Your Tango, berikut ini sejumlah hal yang umumnya tidak lagi dipedulikan oleh perempuan setelah mencapai usia tertentu, bukan karena mereka lelah, tapi karena sudah cukup bijak untuk memilih kebahagiaan dan ketenangan batin.
1. Penilaian Orang Terhadap Penampilan
Perempuan dewasa tidak lagi repot mengejar standar kecantikan yang ditetapkan masyarakat. Rambut beruban, kerutan di wajah, atau bentuk tubuh yang berubah bukan lagi sesuatu yang disembunyikan. Mereka tak keberatan memakai sepatu datar ketimbang hak tinggi demi kenyamanan. Validasi dari luar sudah tak dibutuhkan, karena mereka telah berdamai dengan diri sendiri.
2. Mengejar Tren
Tren mode atau teknologi yang berubah cepat tak lagi jadi acuan. Perempuan tak lagi merasa perlu membeli tas terbaru atau mengikuti gaya berpakaian tertentu agar terlihat “kekinian”. Gaya personal dan kenyamanan menjadi prioritas utama. Mereka sadar, kepribadian jauh lebih berharga daripada penampilan luar.
3. Menyenangkan Orang Lain dengan Mengorbankan Diri Sendiri
Salah satu pelajaran penting seiring bertambahnya usia adalah mengenali batas diri. Semakin dewasa secara usia dan mental, perempuan mulai memprioritaskan kesehatan mental dan fisik mereka sendiri. Mereka berhenti merasa bersalah ketika menolak ajakan, dan tak ragu membuat keputusan yang terbaik bagi diri sendiri, bukan demi menyenangkan orang lain.
Baca Juga: Rawat Tubuh dan Pikiran, Cara Perempuan Mandiri Mencintai Diri Sendiri
4. Bertahan dalam Hubungan yang Tidak Sehat
Entah itu hubungan keluarga, pertemanan, atau asmara, perempuan dewasa tak lagi menoleransi toksisitas. Jika hubungan tersebut merugikan atau menguras energi, mereka akan mundur tanpa rasa bersalah. Mereka tahu, menjaga ketenangan batin jauh lebih penting daripada mempertahankan hubungan yang tidak sehat.
5. Menjadi Sempurna
Tak lagi ada obsesi untuk menjadi “sempurna” dalam segala hal. Rumah tak harus selalu rapi, makanan tak harus selalu istimewa, dan penampilan tak harus selalu flawless. Mereka menyadari, kesempurnaan itu melelahkan dan sering kali tidak realistis.
6. Divalidasi oleh Orang Asing
Dulu mungkin jumlah likes di media sosial bisa memengaruhi kepercayaan diri. Kini? Tidak lagi. Perempuan dewasa lebih memilih keaslian daripada pencitraan. Mereka tak peduli jika penampilan mereka tidak sesuai ekspektasi orang lain di dunia maya. Yang penting, mereka bahagia dan jujur pada diri sendiri.
7. Diterima Emosinya
Tak semua orang bisa memahami emosi perempuan, dan itu tak jadi masalah lagi. Mereka tak lagi memaksa orang untuk mengerti isi hati mereka. Jika menangis, marah, atau kecewa, mereka meluapkannya tanpa perlu meminta izin atau pengertian orang lain. Yang penting, mereka tetap setia pada perasaan mereka sendiri.
8. Jadi "Perempuan Baik-Baik"
Baca Juga: 6 Tipe Kepribadian Perempuan dan Dinamika Saat Menjalin Hubungan
Menahan diri untuk tidak bicara demi menjaga perasaan orang lain? Sudah lewat masanya. Perempuan dewasa tak lagi sungkan mengutarakan pendapat, terutama ketika ada batas yang dilanggar. Mereka tahu kapan harus bersikap tegas, tanpa rasa bersalah karena dianggap “kasar” atau “bermasalah”.
9. Minta Maaf untuk Segalanya
Kebiasaan minta maaf atas hal-hal kecil atau bahkan ketika tidak salah, kini perlahan ditinggalkan. Perempuan belajar membedakan antara bertanggung jawab dan merasa bersalah secara tidak perlu. Mereka tahu kapan harus minta maaf, dan kapan harus berdiri teguh pada pendirian.
10. Menjadi Superwoman
Gagasan bahwa perempuan harus bisa melakukan semuanya sekaligus, bekerja, mengurus anak, pasangan, rumah, sosial, perlahan dirombak. Perempuan sadar mereka tidak harus “punya segalanya” untuk menjadi sukses. Mereka mulai membagi peran, tidak sungkan meminta bantuan, dan memilih fokus pada hal-hal yang benar-benar penting.
11. Takut Memulai dari Awal
Tak sedikit perempuan yang di usia 40-an atau 50-an memilih mengakhiri pernikahan, pindah karier, atau memulai hidup baru. Mereka tak takut kehilangan, karena sudah paham bahwa setiap akhir bisa jadi awal yang lebih baik. Ketakutan digantikan dengan keyakinan dan keberanian menata hidup sesuai versi mereka sendiri.
Perempuan yang memasuki usia dewasa, entah itu 35, 45, atau 55 tahun, bukan menjadi lemah, melainkan lebih kuat dari sebelumnya. Mereka tidak lagi menghabiskan energi untuk hal-hal yang tidak memberi nilai tambah.
Mereka tahu siapa diri mereka, apa yang mereka inginkan, dan apa yang pantas mereka perjuangkan. Di usia ini, perempuan berhenti “menjadi” untuk orang lain dan mulai menjadi diri sendiri sepenuhnya.
Kawan Puan sudah di tahap usia dengan pemikiran yang mana, nih?
Baca Juga: Zine dan Scrapbook, Bentuk Self-Care Baru Bagi Perempuan Gen Z
(*)