Zine dan Scrapbook, Bentuk Self-Care Baru Bagi Perempuan Gen Z

Tim Parapuan - Kamis, 29 Mei 2025
Zine dan scrapbook
Zine dan scrapbook Freepik

Parapuan.co - Bagi banyak perempuan muda dari generasi Z, hidup di tengah derasnya arus informasi digital bisa terasa melelahkan. Scroll tanpa henti, tuntutan algoritma, dan tekanan sosial media sering kali membuat rasa kehilangan ruang pribadi.

Dari sinilah kembalinya minat terhadap seni analog, salah satu bentuk ekspresi diri yang kini kembali digemari adalah zine dan scrapbook. Aktivitas ini bukan hanya seru dan estetik, tapi juga menawarkan pelarian dari dunia serba cepat menuju pengalaman yang lebih intim, personal, dan menyembuhkan.

Melansir dari skillshare.com, zine adalah publikasi kecil yang dibuat secara mandiri dan biasanya disusun secara manual. Bentuknya bisa sangat beragam, mulai dari selebaran lipat sederhana hingga buku mini bergaya kolase.

Isi konten zine pun bermacam-macam, mulai dari puisi, kutipan favorit, opini, foto, bahkan curhatan. Nilai utama dari zine adalah kebebasan berekspresi, keberanian bersuara, dan sentuhan pribadi yang tak bisa ditiru oleh media digital.

Sementara itu, scrapbook adalah buku kenangan yang disusun secara kreatif. Biasanya dihiasi dengan foto-foto, stiker, tiket konser, potongan majalah, hingga catatan tangan.

Scrapbook populer sebagai cara mendokumentasikan momen penting seperti perjalanan, persahabatan, dan kisah cinta. Namun, kini banyak perempuan Gen Z menjadikan scrapbook sebagai sarana ekspresi visual, entah itu untuk healing, visual journaling, atau sekadar bermain warna dan tekstur.

Mengutip dari psychologytoday.com, berikut beberapa alasan mengapa banyak Gen Z yang tertarik untuk mencoba dan menekuni aktivitas membuat zine dan scrapbook. 

1. Digital Fatigue & Healing

Tekanan untuk selalu terlihat sempurna di media sosial membuat banyak Gen Z merasa lelah secara emosional. Scrapbook dan zine menjadi pelarian dari dunia digital yang serba cepat.

Proses dengan duduk tenang, memotong gambar, menulis tangan, dan menata halaman bisa menjadi bentuk meditasi aktif. Hal ini adalah kegiatan mindful yang membantu meredakan stres, memperlambat ritme hidup, dan memberi ruang untuk merefleksi perasaan.

Baca Juga: Self-Care di Era Digital: Ini Cara Melakukan Digital Detox Sehari-hari

2. Ekspresi Kreatif Tanpa Batas

Berbeda dengan media sosial yang penuh aturan tak tertulis soal estetika, scrapbook dan zine membebaskan pembuatnya untuk menciptakan sesuai keinginan sendiri. Tidak ada yang menilai apakah hasilnya rapi atau tidak, selama itu autentik. Inilah yang membuat banyak perempuan Gen Z merasa lebih bebas dalam mengekspresikan diri mereka, baik lewat warna, bentuk, maupun kata-kata.

3. Estetika Vintage dan Retro

Tren fashion dan desain Gen Z sangat dipengaruhi oleh budaya nostalgia, seperti polaroid, walkman, kaset, dan aesthetic 90-an atau 2000-an. Scrapbook dan zine menjadi medium yang sempurna untuk menyalurkan kecintaan terhadap elemen retro ini. Potongan koran, label makanan lama, dan gaya tulisan tangan membawa sensasi kehangatan masa lalu yang tak bisa ditemukan di sosial media.

4. Aktivisme dan Isu Sosial

Sumber: Psychology Today,Skillshare.com
Penulis:
Editor: Arintha Widya