Perilaku Remaja di Luar Kendali? Ini Solusi Efektif untuk Orang Tua

Tim Parapuan - Selasa, 3 Juni 2025
Ilustrasi remaja dengan perilaku menyimpang
Ilustrasi remaja dengan perilaku menyimpang Freepik

Saat mereka mencoba mengutarakan isi hati, mereka membutuhkan ruang yang aman dan tidak diwarnai penilaian. Mendengarkan tanpa menyela atau menyalahkan memberi sinyal bahwa orang tua benar-benar peduli. Duduk bersama, hadapkan tubuh ke arah anak, dan berikan perhatian penuh.

Biarkan mereka menyampaikan semua yang ingin mereka katakan, bahkan jika terdengar menyakitkan atau mengejutkan. Respon yang tenang akan membantu anak merasa dihargai.

2. Validasi Emosi Anak

Remaja sering kali mengalami emosi yang bergejolak, tetapi tidak selalu tahu cara mengungkapkannya. Ketika mereka berbagi perasaan marah, sedih, atau cemas, orang tua sebaiknya tidak langsung meluruskan atau menasihati.

Sebaliknya, penting untuk menunjukkan bahwa perasaan anak dapat dimengerti dan diterima. Contoh validasi emosi adalah dengan mengakui bahwa apa yang dirasakan anak itu nyata, bahkan jika orang tua tidak setuju dengan perilakunya.

Hal tesebut dapat memberi pesan bahwa emosi anak itu sah dan layak untuk dihormati. Anak yang emosinya divalidasi akan lebih mudah terbuka dan merasa tidak sendirian.

3. Bangun Koneksi Emosional, Bukan Sekadar Koreksi

Pendekatan korektif tanpa kedekatan emosional jarang berhasil pada remaja. Mereka cenderung memberontak jika merasa hubungan dengan orang tua hanya berdasarkan aturan dan hukuman.

Baca Juga: Tak Hanya Cerdas Akal, Psikolog Ungkap Alasan Anak Harus Cerdas Sosial

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri