Pasca mengalami pelecehan seksual, perasaan bersalah kerap kali menghantui korban. Tak jarang, korban menyalahkan diri sendiri karena cara berpakaian, sikap, atau kondisi saat kejadian.
Perlu dipertegas bahwa kejadian pelecehan yang menimpa korban bukanlah kesalahan korban. Tanggung jawab sepenuhnya ada pada pelaku, bukan korban.
"Bangun kembali kepercayaan diri dengan mengatakan pada diri sendiri bahwa ini bukan salahmu," ujarnya.
Mengafirmasi diri bahwa kamu tidak bersalah adalah langkah penting untuk membangun kembali harga diri yang mungkin runtuh akibat peristiwa tersebut.
3. Izinkan Diri Melewati Fase Emosional
Rasa marah, kecewa, takut, bahkan malu bisa terus menghantui korban setelah pelecehan. Meity mengingatkan bahwa semua emosi ini valid dan wajar.
"Pasti butuh waktu, tidak apa-apa, sebab selama kamu berproses kamu mungkin melewati fase kekesalan, kemarahan, atau kesedihan akibat pelecehan itu," jelas Meity.
Tidak perlu memaksa diri untuk cepat move on. Sebaliknya, beri waktu dan ruang untuk merasakan, memproses, dan perlahan-lahan menyembuhkan luka emosional tersebut. Setiap proses butuh waktu dan itu tidak apa-apa.
Baca Juga: Pelecehan Seksual pada Perempuan Tak Bisa Diselesaikan dengan Jalur Damai dan Kekeluargaan