Sama-Sama Lakukan Pemindaian, Apa Perbedaan MRI, CT Scan, dan Rontgen?

Arintha Widya - Selasa, 20 Mei 2025
Mengenali perbedaan pemeriksaan MRI, CT scan, rontgen.
Mengenali perbedaan pemeriksaan MRI, CT scan, rontgen. Freepik

Parapuan.co - Pemeriksaan pencitraan medis seperti MRI, CT scan, dan Rontgen merupakan alat penting dalam dunia kedokteran modern. Meskipun sama-sama berfungsi untuk melihat struktur dalam tubuh, ketiganya memiliki metode kerja, tingkat ketelitian, dan tujuan yang berbeda.

Memahami perbedaan di antara ketiga jenis pemindaian ini bisa membantumu berdiskusi lebih baik dengan dokter, dan mendapatkan pemeriksaan yang paling tepat sesuai kebutuhan. Nah, apa perbedaan antara MRI, CT scan, dan Rontgen? Simak informasinya merangkum Hopkins Medicine!

1. Rontgen (X-ray)

Rontgen atau X-ray adalah bentuk pencitraan medis yang paling umum dan paling cepat. Pemeriksaan ini menggunakan radiasi untuk menghasilkan gambar bagian dalam tubuh. Struktur padat seperti tulang akan tampak putih karena menyerap radiasi, sementara jaringan lunak seperti otot dan organ terlihat abu-abu atau hitam karena lebih mudah ditembus radiasi.

Kapan digunakan?

  • Deteksi patah tulang atau retakan.
  • Melihat dislokasi sendi.
  • Menilai penyempitan ruang sendi.
  • Mengidentifikasi kelainan pada struktur tulang.

Kelebihan:

  • Cepat (hanya butuh beberapa menit).
  • Tersedia hampir di semua fasilitas medis.
  • Biaya relatif murah.

Keterbatasan:

  • Tidak bisa menampilkan jaringan lunak secara detail.
  • Tidak cocok untuk melihat cedera halus atau peradangan.

2. MRI (Magnetic Resonance Imaging)

MRI menggunakan medan magnet kuat dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar struktur internal tubuh. Pemeriksaan ini sangat efektif untuk melihat jaringan lunak, seperti otot, ligamen, tendon, saraf, dan pembuluh darah. Tidak seperti Rontgen atau CT scan, MRI tidak menggunakan radiasi ion.

Baca Juga: Seperti Aurelie Moeremans, Mengapa Pemeriksaan MRI Pasca Kecelakaan Perlu Dilakukan?

Kapan digunakan?

  • Cedera ligamen atau tendon (misalnya robekan ACL, cedera meniskus).
  • Peradangan sendi atau tulang.
  • Saraf terjepit atau gangguan tulang belakang.
  • Robekan otot atau kerusakan tulang rawan.
  • Diagnosis kondisi muskuloskeletal dan cedera olahraga.

Kelebihan:

  • Gambar sangat rinci, terutama untuk jaringan lunak.
  • Tidak menggunakan radiasi.
  • Baik untuk mendeteksi cedera yang tidak tampak di Rontgen.

Keterbatasan:

  • Waktu pemeriksaan lebih lama (meskipun ada versi cepat <10 menit di rumah sakit tertentu).
  • Tidak boleh dilakukan pada pasien dengan implan logam atau alat pacu jantung.
  • Biaya lebih mahal dan tidak tersedia di semua tempat.

3. CT Scan (Computed Tomography)

CT scan juga menggunakan radiasi seperti Rontgen, tetapi menghasilkan gambar yang jauh lebih detail karena memindai tubuh dari berbagai sudut dan menyusunnya menjadi gambar 3D. Pemeriksaan ini sering digunakan dalam situasi darurat karena cepat dan mampu mendeteksi cedera serius dalam waktu singkat.

Kapan digunakan?

  • Cedera akibat kecelakaan (trauma kepala, patah tulang tersembunyi).
  • Dugaan pendarahan internal.
  • Memeriksa organ dalam setelah benturan atau jatuh.
  • Mendeteksi bekuan darah atau kerusakan organ.

Kelebihan:

  • Gambar detail dari tulang dan organ dalam
  • Cepat (sekitar 1 menit)
  • Efektif untuk situasi gawat darurat

Keterbatasan:

  • Menggunakan radiasi dalam jumlah lebih tinggi daripada Rontgen.
  • Kurang sensitif dibanding MRI untuk membedakan jaringan lunak.

Perbedaan MRI, CT Scan, dan Rontgen

Baca Juga: Kartini Kini 2025, 3 Jenis Pemeriksaan Kesehatan Ini Perlu Dilakukan Perempuan

- Rontgen (X-ray) menggunakan radiasi sinar-X untuk menampilkan gambaran bagian dalam tubuh, terutama tulang. Pemeriksaan ini sangat cepat, murah, dan tersedia hampir di semua fasilitas medis, sehingga sering dijadikan sebagai langkah awal diagnosis, terutama untuk mendeteksi patah tulang, dislokasi, atau masalah sendi. Namun, Rontgen memiliki keterbatasan karena tidak bisa memperlihatkan jaringan lunak secara detail seperti otot, ligamen, atau saraf.

- MRI (Magnetic Resonance Imaging) bekerja dengan medan magnet dan gelombang radio, bukan radiasi, untuk menghasilkan gambar yang sangat rinci dari jaringan lunak, seperti otot, tendon, ligamen, saraf, dan pembuluh darah. Pemeriksaan ini sangat bermanfaat dalam mendiagnosis cedera olahraga, peradangan sendi, saraf terjepit, atau robekan jaringan lunak.

Kelebihannya adalah hasil gambar yang sangat detail tanpa paparan radiasi. Namun, MRI cenderung lebih mahal, memerlukan waktu lebih lama, dan tidak cocok untuk pasien dengan implan logam atau alat pacu jantung karena penggunaan magnet yang kuat.

- CT Scan (Computed Tomography) juga menggunakan radiasi seperti Rontgen, tetapi mampu menghasilkan gambar yang lebih kompleks dan detail dengan tampilan 3D. CT scan sangat cocok digunakan dalam situasi gawat darurat, misalnya saat terjadi kecelakaan, untuk mengevaluasi cedera kepala, patah tulang yang tidak terlihat di Rontgen, atau kerusakan organ dalam.

Pemeriksaan ini cepat dan efektif untuk melihat kondisi yang membutuhkan tindakan segera. Namun, karena menggunakan radiasi dalam jumlah lebih tinggi, CT scan biasanya dipertimbangkan jika benar-benar diperlukan, dan bukan pilihan pertama untuk melihat jaringan lunak secara detail seperti halnya MRI.

Dengan memahami karakteristik dan keunggulan masing-masing metode, kamu dan dokter bisa berdiskusi lebih jauh untuk menentukan pemeriksaan pencitraan yang paling tepat sesuai kondisi dan kebutuhan.

Baca Juga: Ahli Beberkan Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Reproduksi bagi Perempuan di Kartini Kini 2025

(*)

Sumber: hopkinsmedicine.org
Penulis:
Editor: Arintha Widya