Secara hukum, istilah "buruh" dan "pekerja" dipakai berdampingan, namun di masyarakat, makna sosialnya bisa dibilang sudah terbelah. Contohnya seperti disinggung oleh Shidarta, di mana pada era Orde Baru pula, banyak serikat buruh yang memilih bertransformasi menjadi serikat pekerja.
Alasannya sederhana: istilah "pekerja" dirasa lebih halus, lebih netral, dan lebih mudah diterima publik dibanding "buruh" yang mulai dianggap inferior. Meski demikian, beberapa organisasi tetap mempertahankan kata buruh, sebagai identitas perjuangan kelas yang tidak ingin dilunakkan oleh eufemisme kekuasaan.
Jika kita telisik lebih dalam, pemilahan kata buruh, pekerja, pegawai, dan karyawan bukan sekadar urusan diksi. Ada dimensi politik dan kekuasaan yang tidak bisa dilepaskan.
Pemilihan kata-kata ini kerap dipakai untuk membagi-bagi kelompok pekerja agar tidak mudah bersatu dalam memperjuangkan haknya. Dalam filsafat bahasa, ini dikenal sebagai strategi untuk memecah konsolidasi sosial melalui bahasa.
Meski begitu, ada ironi yang menarik. Walaupun kata "buruh" secara sosial sudah dikerucutkan maknanya menjadi pekerja kelas bawah, justru istilah inilah yang melekat kuat dalam peringatan 1 Mei. Hal ini tak terlepas dari sejarah gerakan buruh internasional—khususnya perjuangan delapan jam kerja di Chicago pada 1886—yang memang dipelopori kaum buruh pabrik dan pekerja fisik.
Semangat perlawanan dan solidaritas yang kuat membuat istilah "Hari Buruh" tetap abadi dalam ingatan kolektif, meski konteks ketenagakerjaan kita hari ini jauh lebih beragam.
Maka, memperingati 1 Mei sebagai Hari Buruh sejatinya tidak harus membatasi siapa yang berhak merasa terwakili. Entah kita menyebut diri buruh, pekerja, pegawai, atau karyawan—selama kita menukar tenaga dan keterampilan untuk imbalan, kita semua bagian dari mereka yang dirayakan pada hari ini.
Alih-alih terjebak dalam sekat istilah, barangkali inilah momen tepat untuk kembali membangun solidaritas lintas profesi. Selamat Hari Buruh, Kawan Puan!
Baca Juga: Hari Buruh, Ini Tips Temukan Side Hustle yang Pas Buat Perempuan Pekerja
(*)