Beban Ganda Penyebab Fenomena Pinjaman Online di Kalangan Perempuan

Tim Parapuan - Senin, 5 Mei 2025
Ilustrasi pinjaman online atau pinjol pada perempuan
Ilustrasi pinjaman online atau pinjol pada perempuan KASPARS GRINVALDS

Seperti halnya yang dirasakan oleh artis Nana Mirdad, ia bercerita pengalamannya diteror oleh debt collector berupa spam WA dan telepon. Nana mengungkapkan bahwa ia tidak pernah berniat menggunakan pinjol, tetapi hanya mengaktifkan paylater untuk kemudahan transaksi dan promo belaka.

Meski bukan terjerat pinjaman online, Nana Mirdad cukup menyesal atas pengalaman tidak mengenakan yang ia alami. Ia juga mengatakan bahwa dirinya harus banyak belajar mengenai sistem-sistem yang ada pada pinjaman online dan paylater. 


Dari pengalaman diatas, perempuan seolah lebih mudah terperangkap. Tidak hanya menghadapi keterbatasan dalam hal literasi finansial, perempuan juga mengalami tekanan budaya dan sosial untuk tetap bisa mengurus keluarga dengan baik, meskipun secara finansial sedang kesulitan.

Sayangnya, tekanan ini tidak datang sendirian. Ketika mereka gagal membayar utang, para penagih kerap menyebarkan data pribadi, menghubungi seluruh kontak di ponsel korban, hingga mempermalukan mereka secara sosial. Hal ini bukan hanya menimbulkan tekanan ekonomi, tetapi juga beban psikologis yang berat.

Stigma sosial terhadap perempuan yang memiliki utang juga masih kuat. Mereka dianggap gagal mengatur rumah tangga, konsumtif, bahkan tidak bertanggung jawab. Padahal kenyataannya, banyak dari mereka justru berjuang keras untuk mempertahankan kelangsungan hidup keluarganya.

Mengutip Kompas.id, pemerintah sebenarnya telah mengeluarkan beberapa regulasi untuk melindungi masyarakat dari praktik pinjol ilegal. Salah satunya adalah POJK No. 22 Tahun 2023 tentang Perlindungan Konsumen dan Masyarakat di Sektor Jasa Keuangan.

Sayangnya, implementasi regulasi ini di lapangan masih menemui banyak kendala, terutama dalam menindak pinjol ilegal yang terus bermunculan.

Organisasi masyarakat sipil dan komunitas perempuan mulai mengambil peran lebih aktif dalam mengedukasi dan mendampingi korban pinjol. Beberapa komunitas bahkan menyediakan layanan konsultasi hukum gratis dan pelatihan keuangan dasar untuk perempuan di daerah terpencil.

Baca Juga: Selain Lacak Pengeluaran, Ini Tips Atur Keuangan Keluarga Saat Semua Serba Mahal

Langkah-langkah semacam ini penting, tetapi masih belum cukup. Masih dibutuhkan pendekatan sistemik yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, swasta, media, dan masyarakat sipil untuk membangun ekosistem finansial aman bagi perempuan.