Tak Lolos Sensor di Malaysia, Adegan Film Tiger Stripes Ini Dihilangkan

Rizka Rachmania - Kamis, 14 Maret 2024
Adegan dalam film Tiger Stripes yang dihilangkan karena tak lolos sensor untuk tayang di bioskop Malaysia.
Adegan dalam film Tiger Stripes yang dihilangkan karena tak lolos sensor untuk tayang di bioskop Malaysia. Netflix Indonesia

Parapuan.co - Film Tiger Stripes garapan sutradara perempuan Malaysia, Amanda Nell Eu, ternyata punya banyak adegan yang dihilangkan saat tayang di bioskop Malaysia.

Alasan adegan dalam film Tiger Stripes dihilangkan adalah tak lolos sensor saat akan ditayangkan di bioskop Malaysia.

Adapun adegan dalam film Tiger Stripes yang dihilangkan itu termasuk adegan yang menampilkan darah menstruasi di pembalut, remaja perempuan mencoba mengenakan bra milik temannya di atas seragamnya saat mereka bermain-main di toilet sekolah, dan karakter perempuan utama yang melakukan tarian TikTok di sungai dan air terjun dengan rambutnya tergerai.

Oleh karena itu, penonton yang menyaksikan film Tiger Stripes saat tayang di bioskop Malaysia beberapa waktu lalu, mungkin tidak bisa menyaksikan keseluruhan film secara utuh.

"Inti dari alasan saya membuat film ini (telah) dihapus," ungkap Amanda Nell Eu sang sutradara film Tiger Stripes, melansir dari The Guardian.

Tiger Stripes, sebuah film bergenre body horror tentang seorang remaja perempuan yang pertama kali mengalami menstruasi, telah disensor dengan amat ketat.

Amanda Nell Eu bahkan mengatakan bahwa versi yang dirilis di bioskop-bioskop di negara asalnya, Malaysia, bukanlah versi yang ia ikuti.

Terlepas dari film Tiger Stripes yang sudah tayang di Cannes Film Festival 2023, bahkan memenangkan kategori Critics' Week Grand Prize, namun sulit menayangkan versi utuh dari film tersebut.

"Yang aneh adalah sebagian besar film-film ini tidak dirilis secara teatrikal di sini karena membahas topik-topik yang mungkin akan disensor atau dianggap sulit untuk dirilis di sini," ujar Amanda.

Baca Juga: Film Tiger Stripes dan Cerita Pengalaman Menstruasi Pertama Perempuan

Sumber: Guardian
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania