Ha Myung Mi Sutradara Korea Selatan Beberkan Tantangan Karier Perempuan di Industri Film

Rizka Rachmania - Sabtu, 11 November 2023
Ilustrasi perempuan pekerja di balik layar film dan drama Korea yang diceritakan oleh Ha Myung Mi, sutradara sekaligus produser asal Korea Selatan.
Ilustrasi perempuan pekerja di balik layar film dan drama Korea yang diceritakan oleh Ha Myung Mi, sutradara sekaligus produser asal Korea Selatan. gorodenkoff

Parapuan.co - Ha Myung Mi, seorang sutradara sekaligus produser perempuan asal Korea Selatan sempat berbagi cerita tentang realita pekerja perempuan di balik layar.

Menurut Ha Myung Mi, realita pekerja perempuan di balik layar drama maupun film Korea tidak seindah seperti hasil yang ditampilkan di depan layar.

Ha Myung Mi mengatakan bahwa sangat sulit di Korea Selatan untuk mendapatkan pekerja perempuan yang berbakat dalam bidang produksi film maupun drama.

Di sisi lain, sulit pula bagi pekerja perempuan di industri perfilman untuk bisa berkarya dan mengembangkan karier di industri perfilman Korea Selatan.

Pekerja perempuan di industri perfilman baru bisa maju dan berkarier jika ada perempuan lain yang mengajak serta mereka dalam sebuah proyek.

Semua fakta dan realita di balik layar industri perfilman Korea Selatan itu ia sampaikan saat dirinya menjadi narasumber sebuah sesi diskusi di Jakarta Film Week 2023.

Ha Myung Mi jadi salah satu narasumber dalam sesi Cinema and She: What's Up, Real and Reel? Jakarta Film Week di Galer Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta, pada Minggu, (29/10/2023).

Bersama dengan narasumber lain yakni Chie Hayakawa (sutradara dan penulis naskah dari Jepang), Tan Si En (produser asal Singapura), dan Tina Arwin (Senior Film Executive Prime Video), Ha Myung Mi menceritakan bagaimana realita di balik layar para pekerja perempuan perfilman Korea Selatan.

Industri Film Korea Selatan Kurang Mendukung Pekerja Perempuan di Balik Layar

Baca Juga: Melihat Pentingnya Kesetaraan Gender dan Inklusi dalam Industri Film

Ha Myung Mi mengatakan bahwa sangat sulit mencari sinematografer perempuan di industri film Korea Selatan karena kondisinya yang tak mendukung perempuan berkarier di bidang tersebut.

"Di industri film Korea Selatan, kita tidak bisa menemukan banyak sinematografer perempuan," ucapnya membuka pembicaraan.

"Ada sekitar tiga atau empat sinematografer perempuan, jadi aku tanya kenapa tidak banyak (sinematografer). Mereka selalu bilang, 'Kita tidak punya peluang untuk membuat film dan berkarier'," ucapnya.

Ha Myung Mi yang baru saja merilis film Her Hobby tahun 2023 ini mengatakan bahwa pekerja perempuan di balik layar perfilman Korea Selatan sangat sulit untuk bisa bergabung dalam proyek besar.

Proyek besar industri perfilman Korea Selatan masih sangat didominasi oleh laki-laki, dimana perempuan dianggap kurang berbakat, kurang bisa, dan kurang cocok bekerja di industri perfilman di sana.

"Sulit sekali mencari sinematografer perempuan, karena peluang mereka tidak punya peluang, sangat sulit mencari peluang untuk terlibat dalam proyek besar atau film layar lebar," ungkapnya.

Bahkan, ketika seorang sinematografer perempuan pada akhirnya berhasil bergabung dalam proyek film di Korea Selatan, mereka masih saja mengalami diskriminasi, dimana mereka dipandang sebelah mata.

"Kami mengalami kesulitan untuk bekerja dengan kru laki-laki lainnya, mereka akhirnya sangat ramah dan sangat suportif," ucapnya.

"Namun pada awalnya, mereka sangat curiga, seperti sinematografer perempuan muda bisa apa, masih bayi, atau semacamnya," tuturnya lebih lanjut.

Baca Juga: Women Support Women Jadi Kunci Kesetaraan bagi Perempuan di Industri Film

Saling Mendukung antar Perempuan Jadi Kunci Kesetaraan di Industri Film Korea Selatan

Industri film Korea Selatan yang masih didominasi laki-laki nyatanya jadi tantangan tersendiri bagi perempuan pekerja di balik layar.

Namun, Ha Myung Mi mengatakan bahwa women support women atau saling mendukung antara perempuan bisa jadi kunci membuka kesempatan dan mewujudkan kesetaraan di industri film Korea Selatan.

Contohnya adalah yang dilakukan oleh Ha Myung Mi, dimana ia membangun studionya sendiri bernama Whenever Studio, sehingga dia bisa banyak merekrut sinematografer perempuan berbakat untuk memberinya peluang berkarier.

Dalam karya penyutradaraan terbarunya, yakni Her Hobby, Ha Myung Mi membuat lingkungan dimana ada lebih banyak pekerja perempuan dibanding laki-laki untuk memberikan kesempatan perempuan berkarya dan berkarier.

Pasalnya, selama ini Ha Myung Mi selalu bekerja dalam lingkungan yang didominasi oleh laki-laki, dimana ada lebih banyak pekerja laki-laki dibanding perempuan di lokasi syuting maupun dalam sebuah proyek film.

"Jadi, saya bisa merekrut pekerja perempuan karena saya sendiri yang mendirikan perusahaan saya. Jadi saya punya kekuatan untuk mempekerjakan kru," ucapnya.

"Saya ingin memberi mereka kesempatan berkarier, untuk melakukan pekerjaan itu," sambungnya.

Ha Myung Mi pun menceritakan dirinya merekrut seorang kru perempuan muda berbakat dari melihat karyanya dan keinginan kru tersebut untuk berkarier di industri perfilman.

"Saya menemukan sinematografer perempuan muda dan berbakat yang benar-benar ingin menjadi sinematografer yang baik. Saya melihat proyeknya dan itu sangat bagus. Dia adalah orang yang sangat berbakat," sambungnya.

Tak dimungkiri, pekerja perempuan di beberapa sektor industri masih kerap dipandang sebelah mata dan diragukan kemampuannya. Namun dengan saling mendukung antar perempuan dan menunjukkan kemampuan, semoga kesetaraan kesempatan karier antara perempuan dan laki-laki bisa terwujud.

Baca Juga: Male Gaze vs Female Gaze: Perbedaan Cara Pandang Perempuan dan Laki-Laki dalam Film

(*)

Penulis:
Editor: Rizka Rachmania