Third Hand Smoker, Bahaya Rokok Elektrik dan Konvensional yang Mengancam

Maharani Kusuma Daruwati - Kamis, 1 Juni 2023
Bahaya third hand smoker dari asap rokok konvensional dan elektrik
Bahaya third hand smoker dari asap rokok konvensional dan elektrik freepik

PDPI memberikan informasi dan meluruskan anggapan bahwa rokok elektronik memiliki bahaya kesehatan yang sama dengan rokok konvensional.

Rokok elektronik juga tidak direkomendasikan sebagai alat bantu berhenti merokok karena memiliki risiko mencetuskan adiksi yang sama dengan rokok konvensional.

Zat kimia berbahaya pada rokok elektronik berada pada cairan/liquid yang dipanaskan mengandung nikotin, propilen glikol dan gliserin.

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh RS Persahabatan mendapatkan bahwa pada urin perokok elektronik terdapat kadar residu nikotin yang kadarnya sama dengan urin perokok konvensional.

Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa rokok elekronik tidak aman. Rokok elektronik dan produk tembakau yang dipanaskan walaupun secara praktiknya tidak mengandung asap pada prinsipnya tetap memiliki unsur tembakau.

Semua bentuk metabolisme tembakau akan menghasilkan nikotin yang menstimulasi otak dan menyebabkan candu atau adiksi.

Selan itu,berbagai hasil residu rokok elektronik dalam bentuk logam dan partikel masih memiliki risiko jangka panjang terhadap Kesehatan.

PDPI mengimbau pelarangan konsumsi rokok elektronik dan rokok konvensional untuk mencegah dampak buruk kesehatan.

Berdasarkan tema dari WHO pada tahun ini mengusung tema “We need food, not tobacco”.

Konsumsi rokok di Indonesia memberikan beban ekonomi tersendiri dalam rumah tangga.

 Riskedas menemukan bahwa pembelanjaan masyarakat Indonesia terhadap rokok pada penduduk dengan penghasil menengah dan rendah sebesar 19% untuk pangan pokok, 11% belanja rokok dibandingkan untuk kesehatan 3% dan pendidikan 2%.

Hal ini menjadi salah satu peran dalam gangguan pertumbuhan anak/stunting.

Biaya kesehatan yang diakibatkan oleh rokok pada tahun 2015 mencapai 13,7 trilliun rupiah belum termasuk akibat kehilangan produktivitas dan kematian dini yang ditimbulkan.

Pengalihan biaya terhadap kerugian dampak rokok dapat meningkatkan taraf hidup bangsa apabila biaya/dana tersebut dapat dialokasi ke sektor kesejahteraan lain.

PDPI mengimbau agar masyarakat merubah pola pikir dan kesadaran terhadap prioritas pengalihan pembelanjaan rokok ke makanan pokok untuk kesejahteraan keluarga.

Baca Juga: Bukan Hanya Paru-Paru, 9 Organ Ini Akan Rusak Karena Merokok

(*)

 

Rutin Lakukan Donor Darah? Ini Manfaatnya untuk Fisik dan Mental