Limbah Pakaian dan Kosmetik Rusak Lingkungan, Ini Cara Terapkan Gaya Hidup Zero Waste

Citra Narada Putri - Kamis, 30 Maret 2023
Cara menerapkan gaya hidup zero waste untuk mengurangi limbah pakaian dan kecantikan yang merusak lingkungan.
Cara menerapkan gaya hidup zero waste untuk mengurangi limbah pakaian dan kecantikan yang merusak lingkungan. Olesia Bekh/iStockphoto

Parapuan.co - Tahukah Kawan Puan, bahwa ternyata industri fashion dan kecantikan adalah salah satu penyumbang terbesar sampah di dunia. Kebiasaan kita mengonsumsi dan menggunakan pakaian serta produk kecantikan dalam jumlah masif turut berkontribusi pada kelestarian lingkungan.

Bagaimana tidak? Menurut temuan Changing Markets Foundation yang dirilis pada tahun 2021, diketahui bahwa industri pakaian bertanggung jawab atas lebih dari 20 persen polusi air di dunia.

Ironisnya lagi, laporan International Union for Conservation of Nature tahun 2017 menunjukkan bahwa tekstil akan menjadi sumber polusi mikroplastik laut terbesar di dunia.

Begitu juga dalam industri kecantikan, bahwa dengan semakin meningkatnya jumlah produk kosmetik yang dijual dan dipakai, turut menciptakan jumlah sampah plastik yang lebih tinggi. Menurut laporan Cosmetic Packaging Market - Growth, Trends and Forecasts (2020-2025), hampir 50 persen kemasan produk kosmetik terbuat dari plastik.

Hal ini didukung oleh laporan Minderoo Foundation yang mengatakan bahwa industri kosmetik global memproduksi lebih dari 120 miliar unit kemasan setiap tahun, yang sebagian besar tidak dapat didaur ulang.

Jadi tabung lip gloss, kemasan concealer, hingga wadah moisturizer yang kita kenakan sehari-hari kebanyakan berakhir di tempat sampah. Atau lebih buruk lagi ke saluran air bersama dengan wadah plastik sekali pakai lainnya yang juga digunakan oleh milyaran orang setiap harinya.

Masih menurut sumber yang sama, jika tidak ada tindakan mengatasi masalah sampah ini, aliran plastik ke lautan akan tiga kali lipat jumlah pada 2040. Kurang lebih 29 juta metrik ton per tahun, atau setara dengan 50 kilogram plastik per meter garis pantai di seluruh dunia.

Dari data-data ini seharusnya bisa menyadarkan kita bahwa gaya hidup yang konsumtif dengan terus membeli pakaian dan produk kecantikan, akan turut merusak lingkungan menjadi lebih buruk.

Sambil merayakan Hari Tanpa Sampah Internasional yang diperingati tiap 30 Maret, ini dia gaya hidup zero waste untuk mengurangi dampak buruk limbah pakaian dan kecantikan terhadap kerusakan lingkungan. 

Baca Juga: Berhasil Kumpulkan 1,4 Ton Sampah Kecantikan, Sociolla Lanjutkan Program Recycle Station

Pilih Produk Berkualitas

Salah satu kebiasaan yang bisa dilakukan dalam menjalani gaya hidup tanpa atau minim sampah adalah dengan menerapkan mindset quality over quantity.

Pilih produk fashion maupun kecantikan yang berkualitas namun sedikit agak mahal dan bisa tahan lama, dibandingkan dengan harga murah namun dibeli berkali-kali serta berujung dibuang. 

Bukannya tanpa sebab, pasalnya gaya hidup kita yang konsumtif adalah salah satu cikal bakal kehidupan yang tidak berkelanjutan.

Tak Perlu Selalu Mengikuti Tren

Perubahan tren fashion dan kecantikan yang berubah secara cepat membuat kita menjadi lebih konsumtif.

Sementara gaya hidup yang konsumtif adalah salah satu faktor pendukung yang membuat kita membuang sampah lebih sering. Maka dari itu, untuk menerapkan gaya hidup zero waste, Kawan Puan tak harus selalu mengikuti tren yang terus berganti tiap saat. 

Temukan jati diri dalam gaya fashion dan kecantikan versi dirimu sendiri, sehingga kamu tampil percaya diri dengan apapun penampilanmu. 

Pilihlah produk-produk yang timeless, yang tak akan tergerus oleh zaman sehingga tak membuatmu harus selalu mengikuti tren yang berlaku.  

Baca Juga: Setali Indonesia Ajak Masyarakat Kurangi Limbah Pakaian dengan Upcycling

Membeli Produk yang Sustainable

Selain membeli produk yang berkualitas untuk meminimalisir sampah, cara lain yang juga bisa dilakukan adalah dengan membeli produk-produk yang sustainable.

Namun perlu diingat bahwa konsep sustainable, bukan hanya sekadar memakai produk dengan bahan alam atau lokal semata. Tetapi perlu dilihat dari berbagai sisi, seperti bagaimana produsen memeliharanya, memperpanjang usia pemakaian, sampai ke tenaga kerja yang memproduksinya.

Selain itu, dalam membeli produk pakaian dan kecantikan yang sustainable, juga perlu dilihat dari segi fungsi.

Sebelum membeli, Kawan Puan perlu memastikan apakah produk fashion dan kecantikan tersebut benar-benar akan dipakai dalam waktu yang lama.

Bahkan kamu juga bisa mulai memikirkan produk tersebut bisa diwariskan pada siapa jika kelak sudah tidak dipakai lagi, yang bertujuan untuk menghindari Kawan Puan menimbun produk fashion di dalam lemari dan bisa berakhir tidak dipakai sama sekali.

Jangan lupa juga untuk lebih memilih produk fashion maupun kecantikan dari bahan alam, karena biasanya bahan-bahan ini akan lebih cepat terurai dalam tanah. Atau untuk produk kecantikan, Kawan Puan bisa mulai beralih menggunakan kosmetik atau skincare dengan kemasan yang ramah lingkungan atau membeli produk isi ulang.

Terapkan Upcycling

Alih-alih terus mengikuti tren dan membuang pakaian yang sudah tidak populer atau rusak begitu saja, ada cara lain yang bisa kita lakukan. Yaitu dengan membuat pakaian lama atau rusak menjadi sebuah pakaian baru melalui metode upcycling.

Baca Juga: Pakai Spare Part Mobil, Ini Koleksi Gaun Unik Rancangan Jeremy Scott

Adapun contoh yang dimaksud upcycling adalah apabila pakaian kita rusak atau bolong, dapat perbaiki dengan memberikan kerah atau di-redesign lagi menjadi sesuatu yang baru.

Donasi ke Organisasi Recycling

Belakangan ini semakin banyak organisasi daur ulang atau recycling yang bisa menerima sampah pakaian maupun kemasan produk kosmetik. 

Apabila Kawan Puan tidak bisa mengubah fungsi produk atau menerapkan upcycling, kamu bisa memberikan pakaian bekasmu atau kemasan produk kosmetikmu ke organisasi tersebut.

Itu dia beberapa cara untuk menerapkan gaya hidup tanpa sampah demi mengurangi dampak buruk limbah pakaian dan kosmetik terhadap lingkungan.

Maka dari itu, untuk menerapkan gaya hidup zero waste, perlu kembali lagi ke tangan masyarakat agar lebih bijak dan hati-dalam menggunakan produk fashion dan kecantikan. 

(*)