Sambut Hari Ibu, Ini 4 Kondisi Kesehatan yang Perlu Diwaspadai Perempuan Hamil

Anna Maria Anggita - Rabu, 21 Desember 2022
Menjelang Hari Ibu, yuk ketahui kondisi kesehatan yang harus diwaspadai ibu hamil
Menjelang Hari Ibu, yuk ketahui kondisi kesehatan yang harus diwaspadai ibu hamil Adene Sanchez

Parapuan.co - Hari Ibu yang diperingati setiap 22 Desember ini menyadarkan banyak orang bahwa menjadi ibu bukanlah hal yang mudah, bahkan sejak di masa kehamilan anak.

Di Hari Ibu ini, penting bagi Kawan Puan yang saat ini sedang hamil muda untuk mengetahui, ada berbagai kondisi yang bisa menyerang kesehatanmu, tentunya bukan sekadar morning sickness saja.

Jadi dalam rangka menyambut Hari Ibu, yuk ketahui berbagai kondisi yang mengancam kesehatan ibu saat hamil, apa saja?

1. Hiperemesis Gravidarum

Dilansir dari hopkinsmedicine.org, hiperemesis gravidarum adalah suatu kondisi mual parah yang menyebabkan penurunan berat badan signifikan, sehingga ibu hamil pun butuh rawat inap.

Adapun gejala dari hiperemesis gravidarum (HG), yakni:

- Mual dan muntah yang parah. 

- Nafsu makan berkurang sehingga berat badan turun. 

- Dehidrasi.

Baca Juga: Viral di TikTok Ibu Meninggal Setelah 8 Kali Operasi Caesar, Berapa Kali Kita Boleh Operasi Caesar?

Mungkin ada yang beranggapan bahwa HG dan morning sickness itu sama, padahal keduanya berbeda.

Sebab, HG menyebabkan penurunan berat badan sebesar lima persen atau lebih dari berat badan sebelum hamil.

Perlu diketahui kalau HG tidak dapat dicegah, namun ada langkah untuk mengelola kondisi ini, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk mendapat perawatan yang tepat mulai dari perubahan pola makan atau dengan mengonsumsi obat.

2. Diabetes Gestasional

Kondisi berikutnya yang harus diwaspadai oleh ibu hamil yakni diabetes gestasional.

Di mana diabetes gestasional berisiko membuat bayi tumbuh lebih besar dari biasanya atau disebut dengan makrosomia.

Dikarenakan tidak ada gejala, maka ibu hamil harus mengenali faktor risikonya seperti kelebihan berat badan dan punya riwayat diabetes gestasional sebelumnya.

Demi mencegah diabetes gestasional, maka ada beberapa langkah yang harus dilakukan yakni:

Baca Juga: Dialami Mama Sarah di Ikatan Cinta' Apa Itu Hepatitis Toksik?

- Menurunkan berat badan sebelum hamil. 

- Menjalankan diet sehat. 

- Olahraga teratur.

3. Plasenta Previa

Plasenta berperan penting selama masa kehamilan karena membantu memberi oksigen dan nutrisi agar bayi bisa berkembang.

Plasenta biasanya menempel pada bagian atas rahim, tetapi berbeda dengan kondisi plasenta previa, faktor risikonya yakni sebelumnya pernah menjalani operasi caesar atau fibroid.

Perempuan yang mengalami plasenta previa memiliki kondisi di mana plasentanya menutupi seluruh atau sebagian serviks, salah satu gejalanya yakni pendarahan vagina.

Perlu diketahui, ibu hamil dengan kondisi plasenta previa memerlukan operasi caesar untuk melahirkan.

4. Preeklamsia

Preeklampsia adalah suatu kondisi yang menyebabkan tekanan darah tinggi, tentunya berbahaya karena bisa mengancam jiwa bila tak segera ditangani.

Preeklampsia biasanya terjadi setelah 20 minggu kehamilan, seringkali pada perempuan yang tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi.

Gejala yang ditimbulkan akibat preeklamsia seperti sakit kepala parah, perubahan penglihatan, dan nyeri di bawah tulang rusuk.

Demi mencegah preeklamsia maka penting untuk mengetahui faktor risikonya mulai dari memiliki riwayat tekanan darah tinggi, obesitas, usia hamil (remaja dan di atas 40 tahun), serta hamil kembar.

Kawan Puan dari ulasan di atas dapat diketahui bahwa ada berbagai kondisi yang harus diwaspadai oleh ibu hamil, oleh sebab itu penting sekali sebelum dan selama masa kehamilan memeriksakan diri ke dokter ya.

Tak lupa pula terapkan gaya hidup sehat, agar ibu dan bayi pun dalam keadaan yang sehat.

Baca Juga: 6 Tips Menjaga Kesehatan Kehamilan bagi Ibu Hamil Pengidap Diabetes

(*)

Viral di TikTok, Kondisi Bell's Palsy Bukan Disebabkan Kipas Angin