Mengenal Trauma Dumping dan Contohnya di Sekitar, Ketika Curhat Menjadi Toksik

Alessandra Langit - Diperbaharui Rabu, 1 Maret 2023
Mengenal istilah trauma dumping dan contohnya di kehidupan nyata.
Mengenal istilah trauma dumping dan contohnya di kehidupan nyata. justocker

Parapuan.co - Curhat atau curahan hati adalah salah satu cara kita untuk bisa menyampaikan isi hati kita ke orang lain.

Ini juga bisa jadi salah satu cara komunikasi kita dengan orang terdekat kita.

Ketika mengalami hari yang buruk, Kawan Puan pasti akan menghubungi sahabat, kekasih, atau anggota keluarga terdekatmu untuk curhat.

Melampiaskan kekecewaan merupakan hal alami untuk mengurangi "beban" yang kita rasakan setelah hari yang buruk.

Namun, curhatan kita kepada sahabat atau keluarga ternyata bisa menjadi toksik atau yang dikenal dengan istilah trauma dumping.

Melansir Cleveland Clinic, psikolog Kia-Rai Prewitt, PhD, menjelaskan apa itu trauma dumping dan apa contoh-contohnya di kehidupan nyata.

Apa Itu Trauma Dumping?

Menurut penjelasan Kia-Rai Prewitt, trauma dumping mengacu pada berbagai emosi dan pikiran yang dituangkan secara berlebihan pada orang lain.

Orang yang melakukan trauma dumping sering berbagi peristiwa traumatis kepada orang lain pada waktu yang tidak tepat.

Baca Juga: Puan Talks: Bijakkah Curhat Masalah di Kantor ke Rekan Kerja? Ini Kata Psikolog

Trauma dumping dapat menyebabkan kesehatan mental orang lain yang mendengar cerita kita menjadi goyah, bahkan memantik berbagai penyakit mental tanpa kita sadari.

Seseorang yang melakukan trauma dumping biasanya memiliki gangguan depresi, kecemasan, stres pasca-trauma atau PTSD dan stres di lingkungan sekitarnya.

Contoh Trauma Dumping di Kehidupan Nyata

Cara paling mudah mengetahui seseorang sedang melakukan trauma dumping adalah kamu tidak memiliki ruang untuk mengekspresikan kondisimu terlebih dahulu.

"Orang yang menerima pikiran dan emosi tersebut sering ikut merasa gelisah dan tidak berdaya," kata Dr. Prewitt.

"Dengan kondisi yang tidak diketahui, mereka tidak yakin bagaimana menanggapi atau mungkin tidak diberi kesempatan untuk mencerna trauma yang dituangkan," lanjutnya.

Menurut Dr. Prewitt, beberapa contoh khusus trauma dumping meliputi:

1. Rekan kerja yang berbagi detail spesifik tentang perceraian yang sulit saat makan siang santai dengan rekan kerja.

Trauma tersebut ia sampaikan tanpa mengetahui kondisi kesehatan mental lawan bicaranya.

2. Seorang teman berbagi detail tentang hubungan mereka yang toksik.

Orang tersebut menuangkan traumanya tanpa membiarkan orang lain membicarakan kondisi mental mereka terlebih dahulu.

Kawan Puan itu dia definisi trauma dumping dan contohnya yang sering terjadi di kehidupan kita sehari-hari.

Baca Juga: Curhat Saat Overthinking Ternyata Baik, Ini Manfaatnya Kata Psikolog

(*)

Sumber: Cleveland Clinic
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara