Sejarah Bra yang Populer disebut Kutang di Indonesia, Berawal dari Anyer-Panarukan

Ratu Monita - Kamis, 13 Oktober 2022
Bra atau yang populer disebut kutang di Indonesia.
Bra atau yang populer disebut kutang di Indonesia. Natallia Ramanouskaya

Parapuan.co - Kawan Puan, 13 Oktober diperingati sebagai Hari Tanpa Bra atau biasa disebut No Bra Day

Bukan sebuah gerakan vulgar, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya kanker payudara. 

Di Indonesia, bra atau BH dikenal juga dengan sebutan kutang yakni pakaian dalam perempuan untuk menutupi payudara.

Kutang yang dimaksud di sini terdiri dari kain berbentuk mangkuk, tali bahu, ban berkerut untuk menyangga dada.

Kawan Puan mungkin sudah jarang mendengar kata kutang dalam pergaulan, karena sebutan bra atau BH telah menjadi sebutan yang lazim. 

Tapi, tahukah Kawan Puan bahwa sejarah kutang di Indonesia telah dimulai sejak zaman penjajahan Belanda. 

Dilansir dari laman Kompas.com, Sulistiyoningrum, dalam tugas akhirnya di Jurusan Jurusan Teknik Boga dan Busana Universitas Negeri Yogyakarta menyebut, perempuan di Jawa masih jarang menggunakan penutup payudara. 

Bahkan, hingga awal abad ke-19, perempuan di Jawa masih banyak yang bertelanjang dada. 

"Hingga awal abad ke-19 di daerah Jawa masih banyak penduduk perempuan yang bertelanjang dada. Mereka hanya memakai penutup di bagian bawah," tulis Sulistiyoningrum dalam tugas akhir berjudul Kostum Tari Indhel dengan Sumber Ide Kutang Suroso.

Baca Juga: Anti Sesak, Ini 3 Rekomendasi Bra Tanpa Kawat yang Nyaman untuk Sehari-hari