Sambut Hari Kesehatan Mental, Ini 4 Alasan Seseorang Selingkuh Berdasarkan Neuroscience

Anna Maria Anggita - Minggu, 9 Oktober 2022
Kondisi neuroscience yang pengaruhi orang untuk selingkuh
Kondisi neuroscience yang pengaruhi orang untuk selingkuh Motortion

Parapuan.co - Dalam menjalin hubungan asmara, selingkuh adalah salah satu kesalahan tak termaafkan yang menyebabkan masalah kompleks bagi pasangan.

Sebagian orang menganggap penyebab laki-laki selingkuh, karena menemukan perempuan lain yang dianggap lebih menarik. 

Sementara dari sisi perempuan, perselingkuhan umumnya dianggap disebabkan karena perempuan menemukan sosok laki-laki yang lebih mapan atau karena hal lainnya. 

Padahal dua penyebab itu belum tentu benar adanya, lantaran ada hal lain yang menyebabkan seseorang selingkuh. 

Berdasarkan siaran pers yang diterima PARAPUAN dari Stress Management Indonesia pada Minggu (09/10/2022) perselingkuhan, kesehatan otak, dan kondisi mental seseorang memiliki hubungan yang saling berkesinambungan.

"Kami memahami bahwa kondisi mental seseorang, termasuk selingkuh, memiliki kaitan yang erat dengan kesehatan otaknya," papar Coach Pris selaku CEO Stress Management Indonesia.

Berikut ini empat alasan berbasis neuroscience kenapa seseorang berselingkuh, apa saja?

1. Kecanduan Euforia Cinta

Kawan Puan, rasa jatuh cinta dan tergila-gila dengan seseorang itu tak bertahan lama.

Baca Juga: Reza Arap Selingkuh, Wendy Walters Curhat Hubungannya yang Toksik sejak Awal

Biasanya setelah enam bulan hingga dua tahun, rasa cinta yang menggebu-gebu akan berubah menjadi cinta dan komitmen yang lebih dalam atau keputusan untuk berpisah dan melepaskan diri.

Banyak terapis pasangan mengatakan bahwa perselingkuhan terjadi karena orang salah mengira kurangnya intensitas dan euforia sebagai tanda bahwa mereka telah putus cinta.

Di mana kurangnya euforia ini mampu mendorong seseorang untuk mencari pasangan lain untuk mencoba menciptakan kembali intensitas cinta yang tinggi.

Buruknya, bagi sebagian orang, kebutuhan untuk merasakan aliran cinta baru membuat mereka terus mencari hubungan di luar nikah.

2.  Kehilangan Sirkuit Kontrol Diri

Sirkuit kontrol diri merupakan sistem penyeimbang antara bagian otak limbik dan bagian otak korteks prefrontal (PFC).

Otak limbik berperan memotivasi diri untuk mencari aktivitas yang menyenangkan.

Sementara PFC membuat seseorang berpikir dua kali sebelum terlibat dalam perilaku berisiko, seperti perselingkuhan.

Baca Juga: Mantap Cerai, Wendy Walters Curhat Alasan Reza Arap Selingkuh

Di saat sirkuit kontrol diri seimbang, kontrol impuls memadai menghentikan seseorang dari berselingkuh.

Akan tetapi, ketika aktivitas PFC rendah, terjadi ketidakseimbangan yang menyebabkan seseorang menyerah pada keinginan impulsif tanpa memikirkan konsekuensinya.

Aktivitas rendah di PFC inilah yang membuat orang lebih mungkin untuk bercerai. 

3. Faktor Testosteron

Hendaknya dipahami pula bahwa laki-laki dengan kadar testosteron tinggi, lebih mungkin untuk melakukan perselingkuhan daripada yang kadar testosteronnya lebih rendah.

Testosteron sendiri berhubungan dengan suasana hati, motivasi, dan seksualitas.

Tingkat testosteron yang tinggi dikaitkan dengan empati yang lebih rendah dan hawa nafsu yang tinggi, sehingga orang pun lebih mungkin berselingkuh.

4. Kondisi Otak

Kondisi otak juga berpengaruh pada perselingkuhan, sebab otak seseorang yang setia berbeda dari yang selingkuh.

Dalam siaran pers ini, Coach Pris juga berpesan untuk mencegah terjadinya perselingkuhan, sebaiknya pasangan saling mengenal kondisi satu sama lain sebelum menikah.

Dengan lebih mengenal satu sama lain, maka kamu pun lebih bisa memahami kondisi pasangan dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memperbaiki kondisi.

Pasalnya, pasangan yang sehat akan membentuk anak yang sehat, kemudian memeengaruhi lingkungan sekitar menjadi lebih sehat juga.

Nah, Kawan Puan, jadi pastikan sebelum menikah, alangkah baiknya kenalilah pasanganmu lebih mendalam, dan ajak diskusi tentang banyak hal ya.

Baca Juga: Disebut-sebut Ayu Dewi saat Bahas Perselingkuhan, Apa itu Pap Smear?

(*)

Sumber: Rilis
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara

Bagaimana Self Pity Party Berdampak pada Kesehatan Mental Perempuan? Simak Penjelasannya