Sambut Hari Kesehatan Mental, Ini 4 Alasan Seseorang Selingkuh Berdasarkan Neuroscience

Anna Maria Anggita - Minggu, 9 Oktober 2022
Kondisi neuroscience yang pengaruhi orang untuk selingkuh
Kondisi neuroscience yang pengaruhi orang untuk selingkuh Motortion

Biasanya setelah enam bulan hingga dua tahun, rasa cinta yang menggebu-gebu akan berubah menjadi cinta dan komitmen yang lebih dalam atau keputusan untuk berpisah dan melepaskan diri.

Banyak terapis pasangan mengatakan bahwa perselingkuhan terjadi karena orang salah mengira kurangnya intensitas dan euforia sebagai tanda bahwa mereka telah putus cinta.

Di mana kurangnya euforia ini mampu mendorong seseorang untuk mencari pasangan lain untuk mencoba menciptakan kembali intensitas cinta yang tinggi.

Buruknya, bagi sebagian orang, kebutuhan untuk merasakan aliran cinta baru membuat mereka terus mencari hubungan di luar nikah.

2.  Kehilangan Sirkuit Kontrol Diri

Sirkuit kontrol diri merupakan sistem penyeimbang antara bagian otak limbik dan bagian otak korteks prefrontal (PFC).

Otak limbik berperan memotivasi diri untuk mencari aktivitas yang menyenangkan.

Sementara PFC membuat seseorang berpikir dua kali sebelum terlibat dalam perilaku berisiko, seperti perselingkuhan.

Baca Juga: Mantap Cerai, Wendy Walters Curhat Alasan Reza Arap Selingkuh

Sumber: Rilis
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara