Tragedi Kanjuruhan, Cerita ASN Soal Ngerinya Pintu 13 Saksi Bisu Kerusuhan

Linda Fitria - Rabu, 5 Oktober 2022
Pada Senin (3/10/2022), pemain dan official Arema FC berdoa dan tabur bunga untuk korban tragedi Kanjuruhan
Pada Senin (3/10/2022), pemain dan official Arema FC berdoa dan tabur bunga untuk korban tragedi Kanjuruhan (KOMPAS.com/SUCI RAHAYU)

Parapuan.co - Tragedi Kanjuruhan masih jadi topik hangat di media massa Tanah Air.

Pasalnya, tragedi Kanjuruhan menyisakan duka yang begitu mendalam bagi dunia sepak bola Indonesia.

Ratusan orang yang menonton pertandingan bola antara Arema FC vs Persebaya Surabaya harus kehilangan nyawanya dalam tragedi Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).

Malam itu ribuan orang kalang kabut berusaha menyelamatkan diri dari kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Tak sedikit di antaranya adalah perempuan, orang tua, bahkan anak-anak yang mulanya ingin menikmati sepak bola sebagai hiburan.

Tapi siapa sangka, usai pertandingan kerusuhan justru terjadi hingga polisi pun akhirnya menembakkan gas air mata ke lapangan dan tribun penonton.

Dari tragedi ini, tercatat 131 orang meninggal dunia dan sisanya masih harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Kengerian yang terjadi di stadion turut diungkapkan Dadang Indarto, ASN Pemkot Batu yang kala itu juga menonton pertandingan.

Dadang sambil menahan tangis menceritakan bahwa dirinya sempat ingin keluar sebelum kerusuhan terjadi di tribun pintu 13.

Baca Juga: Tragedi Stadion Kanjuruhan, ARMY Indonesia Galang Dana untuk Korban

Sumber: tribunnews
Penulis:
Editor: Linda Fitria