Review Film KKN di Desa Penari, di Dunia Gaib pun Nasib Perempuan Terancam

Alessandra Langit - Rabu, 11 Mei 2022
Review film KKN di Desa Penari yang sedang tayang di bioskop
Review film KKN di Desa Penari yang sedang tayang di bioskop MD Entertainment

Bahkan di antara teman laki-laki yang lain, Nur berlaku sebagai sosok pemimpin yang menjadi payung pelindung teman-temannya dari ancaman makhluk halus.

Prinsip kuat Nur yang didukung oleh ajaran agama yang kuat membuatnya menjadi yang pertama dalam mengambil keputusan penting dalam keseluruhan plot film ini.

Penggambaran gambar male gaze

Hal penting yang PARAPUAN soroti dalam film KKN di Desa Penari ini adalah perempuan masih menjadi objek mata laki-laki, baik dari cerita maupun pengambilan gambar.

Male gaze sendiri adalah tindakan pengambilan gambar dari perspektif maskulin yang menggambarkan perempuan sebagai objek seksual.

Dalam film ini, hal itu ditunjukkan lewat pengambilan gambar saat Ayu dan Widya tertidur di kasur.

Mengambil pergerakan kamera panning, perspektif film seakan mengajak mata penonton untuk "mengeksplor" tubuh perempuan, terutama lekuk pinggang.

Selain itu, alih-alih menekankan kepada unsur mistis, adegan menari juga menggunakan perspektif male gaze yang berfokus pada lekukan tubuh sang penari.

Penerapan perspektif male gaze ini dititik beratkan kepada karakter Ayu, membuatnya menjadi objek seksual, seiring dengan kisah karakternya yang tergoda rayuan iblis.

Dengan adanya perpektif tersebut, masyarakat diajak untuk menormalkan "hukuman" yang diberikan kepada Ayu yang dinilai pantas karena sepanjang film karakter ini seakan-akan hanya menjadi objek seksual.

Secara keseluruhan, film KKN di Desa Penari merupakan hiburan dan jawaban atas rasa penasaran yang cukup memuaskan.

Namun, layaknya film horor Indonesia pada umumnya, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan dalam meletakkan posisi karakter perempuan dalam cerita dan visual. 

Baca Juga: Ada KKN di Desa Penari, Ini 3 Film Indonesia Terlaris Sepanjang Pandemi

(*)

Penulis:
Editor: Linda Fitria