Tanya Dokter Obgyn: Vaksin Kanker Serviks setelah Menikah, Bagaimana Efektivitasnya?

Ericha Fernanda - Jumat, 22 April 2022
Efektivitas vaksin HPV bagi yang sudah menikah
Efektivitas vaksin HPV bagi yang sudah menikah juststock

Parapuan.co - Kementerian Kesehatan RI telah menetapkan pemberian vaksin Human papillomavirus (HPV) sebagai program vaksin wajib nasional.

Vaksinasi HPV akan digratiskan pada kelompok sasaran anak perempuan usia kelas 5 dan 6 SD mulai tahun ini.

Meski sasarannya masih terbatas, kabar baik ini menjadi pembuka jalan bagi perempuan untuk mengeliminasi kanker serviks.

Pada dasarnya, semua perempuan bisa mendapatkan vaksinasi HPV, termasuk yang sudah menikah atau aktif secara seksual.

Lantas, adakah perbedaan efektivitas vaksin serviks bagi yang sudah menikah?

"Sebenarnya sama-sama efektif," jawab dr Andy Wijaya, Sp.OG, dokter spesialis obstetri dan ginekologi di Rumah Sakit Dr. Oen Surakarta.

Namun, lanjut dr Andy, tergantung dari sudut pandang mana melihat efektivitas vaksinasi serviks tersebut.

"Ketika kita lihat efektifnya dari sudut pandang waktu, tentu lebih efektif yang dari awal atau anak-anak," kata dr Andy.

Menurut dr Andy, risiko kanker serviks semakin berkurang ketika mendapatkan vaksinasi HPV sejak dini.

Baca Juga: Dokter Obgyn Ungkap Fakta Kanker Serviks dan Pentingnya Vaksinasi HPV

"Anak-anak belum aktif secara seksual, artinya dia belum banyak terpapar. Makanya perlu dipersiapkan sejak dini, itu lebih baik," imbuhnya.

Sementara itu, jika dilihat dari segi respons tubuh, efektivitas vaksin serviks tidak ada perbedaan signifikan.

"Kalau dari segi respons tubuh, efektivitas vaksin kurang lebih sama dan tidak ada perbedaan antara anak-anak atau sudah menikah," terang dr Andy.

Apakah vaksin HPV bisa diberikan pada penderita kanker serviks?

Bagi perempuan yang sudah menikah dan belum vaksinasi HPV, tentu risiko kanker serviks lebih tinggi.

Meski pun begitu, kata dr Andy, vaksinasi HPV tetap harus diberikan bagi yang sudah menikah mau pun penderita kanker serviks.

"Ketika perempuan sudah aktif kehidupan seksualnya, maka risiko akan meningkat berkali-kali lipat. Berganti pasangan juga meningkatkan risiko," imbuhnya.

Tujuan disuntikkannya kanker serviks yaitu meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh, serta mencegah kekambuhan.

"Vaksin HPV sifatnya membangun imunitas dan mencegah kekambuhan, bukan menyembuhkan kanker serviks," kata dr Andy.

Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Ketahui Tentang Pap Smear

Menurut dr Andy, bagi perempuan yang sudah menikah harus dilakukan deteksi dini terlebih dulu berupa pemeriksaan Pap Smear dan IVA Test (Inspeksi Visual Asam Asetat).

Sebagai informasi, Pap Smear adalah prosedur pemeriksaan sampel sel dari leher rahim untuk melihat adanya potensi kanker serviks.

Sementara itu, IVA Test adalah suatu cara mendeteksi dini potensi kanker serviks dengan menggunakan asam asetat.

Apabila saat pemeriksaan ditemukan pertumbuhan sel abnormal (Carcinoma in situ) pada leher rahim atau serviks, maka perlu terapi.

"Sel-sel abnormal itu dilaser atau dibakar pakai nitrogen, suhu panas (heating), atau suhu dingin. Intinya menghancurkan sel-sel yang mengalami perubahan," terang dr Andy.

Ia melanjutkan, tingkat kesembuhan kanker serviks dengan deteksi dini atau stadium awal akan lebih tinggi.

"Tingkat kesembuhannya bisa lebih tinggi, jadi vaksin tetap harus diberikan supaya tidak kambuh atau rekurensi," kata dr Andy.

Nah, itulah penjelasan seputar efektivitas vaksin serviks untuk perempuan yang sudah menikah menurut dokter obgyn ya, Kawan Puan.

Baca Juga: Tanya Dokter Obgyn: Bolehkan Berhubungan Intim Sebelum dan Setelah Vaksinasi Serviks?

Pemberian Vaksinasi PCV Jadi Langkah Penting Pencegahan Penyakit Pneumonia