3 Cara Disiplinkan Anak yang Ternyata Tidak Efektif, Orang Tua Harus Tahu

Ericha Fernanda - Jumat, 22 April 2022
Mendisiplinkan anak yang tidak efektif
Mendisiplinkan anak yang tidak efektif evgenyatamanenko

Parapuan.co - Mendisiplinkan anak setiap hari tapi perilakunya tidak kunjung berubah tentu membuat orang tua frustasi.

Pada masalah ini, perlu adanya evaluasi apakah gaya pengasuhan sudah efektif atau justru sebaliknya.

“Sebagai orang tua, kita harus bertanya pada diri sendiri tentang hasil apa yang kita inginkan ketika mendisiplinkan anak-anak,” kata terapis kecemasan Chad Brandt, PhD, mengutip Fatherly.

Untuk itu, orang tua perlu memahami alasan mengapa anak berperilaku negatif sehingga mendisiplinkan dapat dijadikan sarana belajar mereka.

Ada tiga cara mendisiplinkan anak yang tidak efektif yang harus diketahui orang tua. Yuk, cari tahu!

1. Disiplin fisik

Ada berbagai penelitian bahwa memukul dan bentuk disiplin fisik lainnya adalah pola asuh tidak sehat dan memicu trauma masa kecil.

Selain itu, ada bukti bahwa disiplin fisik dapat mengubah struktur otak anak dan memukul bukanlah metode yang efektif untuk mengubah perilakunya.

“Kita tidak mengajari mereka cara mengubah perilaku. Sebaliknya, kita mengajari mereka cara menghindari orang tua,” ujar Chad.

Baca Juga: Studi: Waspadai, Pengasuhan Kasar Berdampak pada Struktur Otak Anak

2. Disiplin yang terlalu keras

Disiplin yang terlalu keras sering kali dikembangkan dalam pola asuh otoriter, di mana orang tua terlalu mengendalikan anak.

Kendali orang tua dapat membatasi perilaku anak, sehingga anak sulit mandiri karena displin yang terlalu keras.

Seiring waktu, hal ini dapat mendorong anak mencapai sesuatu bukan karena dirinya sendiri, melainkan demi memenuhi harapan orang tua.

3. Disiplin yang tidak konsisten

“Aspek terpenting dari mendisiplinkan anak adalah konsisten dengan aturan dan konsekuensi,” kata Chad.

Ketika aturan terus berubah, anak-anak menjadi kebingungan dan ketakutan terhadap orang tuanya sendiri.

Hal ini dapat mengembangkan kecemasan dalam diri anak, sebab mereka selalu was-was dalam berperilaku.

Sebaliknya, kejelasan dan kepositifan menciptakan lingkungan di mana anak-anak dapat belajar dengan aman untuk mengakui dan tumbuh dari kesalahan mereka.

Jadi, itulah ketiga bentuk mendisiplinkan anak yang harus dihindari setiap orang tua ya, Kawan Puan.

Baca Juga: Bahaya, Pola Asuh Ketat Justru Tumbuhkan Masalah Perilaku Pada Anak

 

(*)

Sumber: Fatherly
Penulis:
Editor: Linda Fitria