Serupa tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Bos dan Pemimpin Menurut Kiki Rizki dari KADIN Indonesia

Aghnia Hilya Nizarisda - Kamis, 24 Maret 2022
Bos dan pemimpin memiliki perbedaan meski sama-sama mengepalai suatu tim.
Bos dan pemimpin memiliki perbedaan meski sama-sama mengepalai suatu tim. whyframestudio/iStockphoto

"Ketika aku sudah bisa minta Ari (anak buahnya, red.) dan tim yang lain handle, artinya mereka sudah punya tanggung jawab yang lebih. Pelajaran juga buat mereka," ujar Kiki.

Berbicara tentang leader atau pemimpin, kita kerap pun mendengar kata bos. Di mana baik bos atau pemimpin sama-sama mengepalai suatu tim. Namun, keduanya amat berbeda.

Hal ini jug dipercaya oleh Rizki di mana dia selalu bilang ada yang namanya bos dan ada yang namanya benar-benar pemimpin.

Menurut Kiki, bos itu sikapnya cenderung memerintah atau menyuruh. Mereka akan meminta karyawannya melakukan ini dan itu sesuai dengan yang diperintahkan.

Sedangkan, sebagai pemimpin sebaliknya. Menurut Kiki, seorang pemimpin harus gali kapasitas dari tim kita. Setelah itu tidak apa jika pemimpin yang mengikuti.

"Kita yang ikuti karena buatku kadang ada beberapa hal yang kita kurang paham sama suatu hal tapi kamu tahu bahwa tim kamu ada yang lebih paham," terang Kiki.

Maka itu, Kiki mengatakan biarkan yang lebih paham yang memimpin dalam mengerjakan hal itu.

"Kalau gagal? Kita bisa belajar dari kegagalan. Jangan takut karena enggak pernah boleh takut atas kegagalan. Kegagalan itu belajar," ungkap Kiki.

Baca Juga: Cara Wanita Karier Mendukung Pemimpin Perempuan, Jadi Support System

Bukan tanpa alasan Kiki Rizki bicara seperti itu, bermodalkan jam terbang, dirinya sudah siap dengan kemungkinan terburuk. Toh, yang terpenting ialah perencanaan.

Tim yang dipimpin Kiki Rizki disiapkan dan diarahkannya untuk semakin berkembang.

"Apabila kita yang harus mendukung mereka, ya dukung. Karena aku enggak akan jadi pemimpin mereka selamanya, kan?" ujar Kiki.

"Yang bikin aku bahagia dan inginkan adalah aku bisa bikin tim aku berkembang," pungkas Kiki. (*)

Sumber: Wawancara
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda