Belajar jadi Promotor Musik dari Dewi Gontha, Founder Java Festival Production

Arintha Widya - Senin, 21 Februari 2022
Dewi Gontha, founder Java Festival Production
Dewi Gontha, founder Java Festival Production YouTube Mencari Kreatif

Parapuan.co - Kawan Puan tentu sudah tidak asing dengan Java Jazz Festival, sebuah festival musik yang biasanya digelar sekali dalam setahun.

Namun, barangkali tak banyak dari kalian tahu bahwa festival musik tersebut diusung oleh promotor Java Festival Production yang founder-nya adalah seorang perempuan.

Ia adalah Dewi Gontha, penyuka musik yang mengubah passion menjadi bisnis dengan mendirikan usaha promotor konser dan festival.

Java Festival Production sendiri telah berdiri sejak tahun 2005, dan bertahan sampai sekarang, bahkan meski di tengah pandemi.

Baru-baru ini dalam acara Women's Summit 2022: Reinvent Yourself and Level Up Your Life yang diadakan WeWomen.id di mana PARAPUAN menjadi media partner, Dewi mengungkapkan rahasianya.

Women's Summit 2022: Reinvent Yourself and Level Up Your Life.
Women's Summit 2022: Reinvent Yourself and Level Up Your Life. Dok. WEWOMEN

Ia membongkar rahasia sukses penyelenggaraan berbagai macam acara festival musik besar  setiap tahunnya, walaupun bisnisnya dahulu dimulai tanpa pengetahuan terkait penyelenggaraan event.

"Kita mulai tahun 2005, dimulai dari sebenarnya hobi ayah. Way back then ayah ingin berangkatin musisi Indonesia ke Belanda untuk partisipasi di sebuah festival musik," Kata Dewi Gontha.

"With no knowledge of gimana cara bikin acara, gimana cara bikin festival, kita bersama-sama dicemplunngin untuk bersama-sama belajar ngerjain itu," imbuhnya.

Baca Juga: 5 Cara Menemukan Partner Bisnis yang Tepat dari Dua Founder Momomaru

Dari apa yang diungkap Dewi di atas, bisa kita simpulkan bahwa ia memulai bisnis di bidang event musik ini dengan langsung terjun dan belajar menjadi promotor.

Namun, hal itu tentu bukan satu-satunya hal yang membuatnya meraih sukses lewat penyelenggaraan berbagai macam acara musik sukses, seperti Java Jazz Festival, Java Rockin' Land hingga Java Soulnation.

Pasalnya, Dewi sering menghadapi berbagai tantangan yang pada awalnya sangat sulit baginya karena belum ada pengalaman.

Salah satunya ketika harus mendatangkan musisi asing ke Indonesia, dan meyakinkan mereka bahwa ada "pasar" bagi mereka di tanah air.

"Dulu mendatangkan musisi ke Indonesia itu tidak semudah sekarang. Buat kita meyakinkan mereka bahwa pasarnya adalah di Indonesia, that was an effort," ujar Dewi.

Dewi menambahkan, menjadi promotor acara musik tidaklah mudah, terlebih untuk skala festival.

Bahkan untuk menjadi promotor konser dari musisi asing pun bisa jadi sulit, terutama bagi pemula.

Maka dari itu, ia menyarankan agar orang muda yang berminat di bisnis ini hendaknya selalu konsisten dan profesional.

Baca Juga: Founder Lettering and Life Bagikan Tips Atasi Rasa Jenuh saat Bekerja Sesuai Passion

Di samping itu, ada baiknya juga jika merekrut orang-orang yang profesional di bidangnya.

Disampaikan oleh Dewi bahwa hal ini penting untuk menghindari berbagai insiden dan lebih memudahkannya dalam mengelola bisnis.

Misalnya saja memperkerjakan profesional di bidang teknis untuk membuat panggung, menertibkan penonton, memilih lokasi yang mendukung, dan sebagainya.

"Harus konsisten buat yang muda-muda. Do hire professional to work with you," terang Dewi Gontha.

"Kalau mau coba belajar sendiri enggak apa-apa, tapi selalu minta didampingi profesional," tutupnya.

Wah, ternyata membuat sebuah suguhan acara yang menarik bagi penikmat musik tidak mudah ya, Kawan Puan.

Dibutuhkan lebih dari sekadar passion, yaitu pengetahuan dan konsistensi mengembangkannya.

Mudah-mudahan informasi di atas membantumu belajar jadi promotor apabila berminat mengembangkan bisnis di bidang event organizer. 

(*)

Baca Juga: 5 Alasan Pelaku Usaha Harus Menggunakan WhatsApp Business, Apa Saja?

Penulis:
Editor: Arintya