Bagaimana Efektivitas Mix and Match Vaksinasi Booster? Ini Penjelasan Dokter Penyakit Dalam

Anna Maria Anggita - Kamis, 20 Januari 2022
keefektivan mix and match vaksin booster
keefektivan mix and match vaksin booster somboon kaeoboonsong

Parapuan.co - Penerimaan vaksin booster atau dosis tambahan vaksinasi Covid-19 di Indonesia telah dimulai sejah 12 Januari 2022.

Mengutip dari laman resmi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), pom.go.id, pemberian vaksinasi booster atau dosis lanjutan bertujuan untuk mempertahankan imunogenisitas vaksin terhadap infeksi Covid-19.

Di mana berdasarkan pengamatan uji klinik, respons imun yang dihasilkan oleh vaksin Covid-19 akan menurun seiring waktu, maka dari itu booster sangat penting untuk diterima.

BPOM secara resmi memberikan persetujuan pada 5 (lima) Vaksin Covid-19 yang dapat digunakan sebagai booster atau dosis lanjutan homolog (vaksin booster sama dengan vaksin primer) dan heterolog (vaksin booster berbeda dengan vaksin primer).

Kelima vaksin tersebut yakni:

- CoronaVac atau Vaksin Covid-19 Bio Farma,

- Comirnaty oleh Pfizer,

- AstraZeneca (Vaxzevria dan Kconecavac),

- Moderna, dan

Baca Juga: Serba-Serbi Tetanus: Diagnosis, Pengobatan dan Komplikasi Penyakitnya

- Zifivax.

Lantas bagaimana efektivitas vaksinasi mix and match alias heterolog?

Menurut dr. RA Adaninggar PN., SpPD, pada prinsipnya semua vaksin yang sudah melewati uji jika dilihat dari angka memang berbeda-beda, namun hal tersebut tidak bisa mewakili efektivitas vaksin.

Ketika dimintai keretangan oleh PARAPUAN, dr. Ning, sapaan akrabnya, menegaskan bahwa sebenarnya efektivitas vaksin jauh lebih luas.

"Kita lihat bagaimana vaksin itu melindungi seseorang dari gejala berat, melindungi seseorang dari masuk rumah sakit, melindungi seseorang dari kematian," paparnya.

dr. Ning menambahkan bahwa sampai sekarang semua vaksin itu dengan kombinasi yang sudah diuji itu semuanya efektif.

"Efektif untuk mengurangi seseorang bergejala berat, masuk rumah sakit, dan meninggal, yang penting itu," tegasnya.

"Jadi kalau angkanya yang satu menaikkan segini yang satu menaikkan segini, itu kita enggak bisa bandingkan karena kadang-kadang pemeriksaan itu waktunya beda," tambahnya.

Baca Juga: Mengenal Fibroid Rahim, Masalah Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan

dr. Ning kembali menuturkan tiga hal yang penting untuk diperhatikan oleh semua orang mengenai efektivitas vaksin yakni:

1. Bagaimana vaksin mencegah orang kalau kena Covid-19 tidak bergejala berat

2. Jika terkena Covid-19 tidak harus masuk rumah sakit dan

3. Pasien Covid-19 tidak harus meninggal.

"Jadi semuanya yang sudah diuji itu sebetulnya booster sudah diuji di luar negeri juga, booster yang direkomendasikan di masing-masing negara yang melewati semua uji itu sebetulnya bisa terbukti efektivitasnya," paparnya.

Lantas, amankah vaksin booster berbeda dari yang pertama dan kedua?

"Ya, jadi itu kan saya rasa kombinasi-kombinasi yang diuji supaya lebih fleksibel, ya karena kalau kita mempertahankan dengan merk yang sama, belum tentu merk itu ada lagi," ungkapnya.

Mengetahui adanya hal tersebut, maka dr. Ning mengungkap pada akhirnya kombinasi yang ada dicoba untuk melihat efektivitasnya, dan memang penelitian itu membutuhkan waktu.

"Semakin hari kan semakin banyak penelitiannya dan sudah enggak masalah dari segi efektivitas, dan dari segi keamanan itu baik-baik aja," tutupnya.

Baca Juga: Omicron Merebak, dr Siti Nadiia Tarmizi Sarankan Masyarakat Segera Terima Booster

(*)