Parapuan.co - Dalam hal mencapai tujuan finansial, ternyata gemar menabung dan berinvestasi saja tidak cukup untuk membuatmu meraih tujuan tersebut.
Kawan Puan juga harus memperbaiki hubunganmu dengan uang dengan cara mengubah mindset atau pola pikir.
Money mindset atau pola pikir keuangan yang baik merupakan hal yang harus dibentuk oleh siapa pun untuk meraih tujuan finansial.
Menurut seorang pelatih kekayaan dan bisnis serta mantan konsultan strategi di McKinsey, Rose Kirby, money mindset bisa membantumu mengelola keuangan.
Menurutnya, apa yang kamu lakukan pada uangmu saat ini merupakan cerminan dari pola pikir keuangan yang kamu miliki.
“Sederhananya, kamu memiliki keyakinan tentang uang yang mengarah pada pikiran dan emosi kamu. Sehingga kemudian memengaruhi keputusan dan tindakan yang kamu ambil,” ujar Kirby, dikutip dari The Ladders, Selasa (18/1/2022).
Selain bisa membantu kita untuk mengelola keuangan guna mencapai tujuan finansial, berikut ini beberapa alasan mengapa pola pikir keuangan bisa memengaruhi kondisi finansialmu.
1. Berpotensi bekerja lebih sedikit, tetapi menghasilkan lebih banyak
Berdasarkan pengalamannya, Kirby mengatakan bagaimana mengubah pola pikirnya tentang uang dapat membantunya untuk menghasilkan lebih banyak uang.
Baca Juga: Apa Itu Pola Pikir Keuangan? Ini Penjelasan serta 5 Cara Membentuknya
Dalam hal ini, ia menyadari bahwa ia memiliki potensi untuk menghasilkan lebih banyak uang dengan kemampuan yang dimilikinya saat ini.
Alih-alih merasa tidak percaya diri, Kirby bercerita bagaimana ia berhak mendapatkan bayaran lebih dari pekerjaannya, hasilnya money mindset yang dimilikinya membawanya untuk meningkatkan penghasilannya.
2. Pola pikir keuangan juga mencerminkan hal lain dalam hidupmu
Kirby kemudian mengatakan, bahwa money mindset juga dapat mencerminkan hal lain dalam hidupmu.
Misalnya, ketika kamu merasa tidak percaya diri dengan potensimu untuk mendapatkan bayaran lebih, maka kamu cenderung tidak percaya diri pada aspek lainnya.
Oleh karenanya, ia percaya bahwa memiliki pemahaman dan pola pikir keuangan yang baik juga bisa memperbaiki aspek lainnya dalam hidup.
3. Pola pikir keuangan yang tidak baik bisa menimbulkan rasa bersalah ketika kamu memiliki lebih dari yang lain
Kawan Puan, pernahkah kamu merasa bersalah ketika kamu berada di posisi lebih tinggi dari orang lainnya?
Ketika kamu merasa karier dan kondisi keuanganmu lancar, kamu mungkin secara tidak sadar pernah merasa bersalah saat melihat orang lain belum mencapai titik yang sama sepertimu.
Baca Juga: 5 Resolusi Keuangan 2022 Bagi Mahasiswa agar Mencapai Tujuan Finansial
Pola pikir seperti ini sering kali menyebabkan kamu membatasi diri sendiri dan menahan diri sendiri untuk terus berusaha dalam mencapai tujuan, termasuk tujuan finansial.
4. Percaya bahwa uang tidak penting bisa memengaruhi kebiasaan mengelola uang
Kamu mungkin juga sering mendengar bahwa uang tidak bisa membeli kebahagiaan, sehingga tak sedikit yang menganggap uang tidak penting.
Namun yang perlu disadari adalah, uang bisa membantumu menentukan di mana kamu akan tinggal, bagaimana kamu dapat menjalani hidup, kapan kamu pensiun, dan sebagainya.
Ketika kamu memiliki money mindset bahwa uang tidak penting, kamu akan cenderung tidak memprioritaskan pengelolaan finansial yang baik.
5. Mengikuti money mindset orang lain bisa memengaruhi kondisi keuanganmu
Seperti halnya berbagai aspek kehidupan lainnya, pola pikir keuangan yang kita miliki sedikit banyak juga dipengaruhi oleh kepercayaan dan kebiasaan yang dipengaruhi oleh orang di sekitar.
Jika pola pikir yang sama dari orang sekitar tidak kamu kembangkan, maka kamu akan kesulitan mengontrol keuangan dan mencapai tujuan finansial.
Baca Juga: Kerap Tak Disadari, 5 Kebiasaan Ini Bisa Bikin Kamu Gagal Menabung
Oleh sebab itu, penting bagi siapa pun untuk terus belajar dan membentuk pola pikir keuangan baru guna meraih tujuan yang ingin dicapai.
Itulah beberapa alasan mengapa money mindset atau pola pikir keuangan dapat memengaruhi kondisi finansial seseorang.
Apakah Kawan Puan sendiri sudah memiliki pola pikir keuangan yang baik? (*)
