Tessa Wijaya, Co-Founder Xendit yang Kini Masuk Forbes Asia Power Business Women 2021

Aulia Firafiroh - Kamis, 30 Desember 2021
Sosok Tessa Wijaya
Sosok Tessa Wijaya kompas

Parapuan.co- Tak hanya Kopi Kenangan, Xendit merupakan salah satu start up unicorn baru di Indonesia.

Fintech (financial technology) ini mengumumkan perolehan dana 150 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,1 triliun dari funding round seri C yang dipimpin oleh Tiger Global Management dan diikuti oleh sejumlah investor.

Melansir dari kompas.com, pendanaan besar tersebut membuat Xendit mendapat sebutan sebagai start up unicorn baru di Indonesia.

Namun siapa sangka jika Xendit dipimpin oleh seorang CEO perempuan bernama Tessa Wijaya.

Baca juga: Anne Avantie, Perempuan Indonesia Pertama yang Raih Penghargaan Barbie Role Model

Tessa Wijaya merupakan Co-Founder dan COO Xendit yang masuk ke dalam daftar Forbes Asia Power Businesswomen 2021.

Perempuan berusia 40 tahun ini mengaku melihat banyak peluang saat membangun bisnis start up di Indonesia.

“Kami melihat banyaknya kesempatan untuk membawa kemajuan dalam infrastruktur pembayaran digital. Kami telah melihat bagaimana majunya teknologi di negara lain, dan kami juga ingin membangun infrastruktur tersebut di Indonesia,” kata Tessa mengutip dari rilis yang diterima oleh Kompas.com, Jumat (29/11/2019) silam.

Tak hanya itu, Tessa juga mengungkapkan alasan dirinya bersama Moses Lo mendirikan start up yang bergerak di bidang finansial ini.

“Kami ingin agar pengusaha dan pemimpin perusahaan dapat memusatkan perhatiannya untuk strategi-strategi pengembangan bisnis dan memajukan usahanya tanpa harus khawatir proses keluar masuk uang ataupun rekonsiliasi pada akhir bulan,” ujar Tessa.

Baca juga: Profil Valencia Tanoesoedibjo, Pengusaha Sukses Putri Hary Tanoe

Awal Mula Berdirinya Xendit

Tessa diketahui lahir di Sukabumi, namun kini ia memilih tinggal di Jakarta untuk merajut mimpinya.

Sebelum mendirikan Xendit, ia sempat beberapa eksperimen dan riset product-market fit.

Setelah itu, para founder termasuk Tessa memutuskan untuk memusatkan perhatian untuk membangun fasilitas pembayaran usai mendapatkan umpan balik dari beberapa calon konsumen.

“Saat awal mula produk kami diluncurkan, banyak wirausaha belum dapat menemukan layanan pembayaran yang sesuai dengan standar yang mereka inginkan, yakni terintegrasi yang mudah, cepat dengan pelayanan yang baik,” kata perempuan yang sempat menempuh pendidikan di Hongkong dan di Australia ini.

Melihat persoalan yang dialami para pebisnis terkait sistem pembayaran, akhirnya Tessa dan para founder lainnya mendirikan Xendit.

Xendit menciptakan kecanggihan teknologi di bidang finansial yang memberi kemudahan integrasi dan penggunaan.

“Jika perusahaan belum memiliki situs atau sistem sendiri, mereka dapat dengan mudah menggunakan platform kami. Namun perusahaan yang sudah memiliki tim teknis dan website, dapat berintegrasi dengan sistem kami melalui API (Application Program Interface) dengan cepat,” tambahnya.

Adapun produk-produk Xendit yakni XenPayments (penerimaan pembayaran), XenInvoice (sistem pengelolaan invoice), XenDisburse (pengiriman dana), XenBatch (pengiriman beberapa transaksi dalam satu perintah), XenCheck dan XenFraudCheck (proses KYC-Know Your Customers-otomatis).

Baca juga: Profil Zaskia Adya Mecca, Mantan Artis yang Kini Sukses Bangun Bisnis Modest Fashion

Profil Tessa Wijaya

Tessa sempat berkuliah di Amerika Serikat dan mengambil jurusan filsafat politik.

Ia kemudian melanjutkan S2 di Australia dan mengambil jurusan yang sama.

Ketika kembali ke Indonesia, Tessa sempat bekerja di PT Tirta Cisadane.

Kemudian pada tahun 2010, ia bekerja di Principia Management Group selama dua tahun sebagai senior analyst.

Lalu pada tahun 2012, Tessa bekerja di Fairways Investment Group selama 5 bulan sebagai Business Development Analyst.

Setelah itu ia pindah dan bekerja di Mizuho Asia Partners.

Tak lama setelah itu, Tessa bertemu dengan mahasiswa Berkeley yang menang dalam Y Combinator, dan bergabung di tahun 2016.

Melansir dari Youtube Gita Wirjawan, Tessa melihat adanya potensi dalam bisnis fintech karena banyak usaha berkembang tapi mengalami masalah dalam sistem pembayaran.

Setelah itu ia bergabung dengan para pendiri Xendit dan beralih profesi dari B2C ke B2B.

Kini Tessa termasuk ke dalam pemimpin wanita yang langka di bidang teknologi, terutama dalam startup fintech.

Namun, ia berharap stigma itu akan berubah dengan menunjukkan lebih banyak kepada perempuan dan anak perempuan bahwa mereka dapat mengikuti jalan yang jarang dilalui.

“Saya benar-benar ingin mendorong lebih banyak wanita untuk terjun ke bidang teknologi,” kata pengusaha milenial itu kepada CNBC Make It.

Tessa juga masuk dalam Forbes Asia Power Business Women 2021.

Wah menginspirasi sekali ya, sosok Tessa Wijaya ini! (*)

 

Sumber: kompas
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh