Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Risiko Hubungan Intim saat Menstruasi

Putri Mayla - Jumat, 10 Desember 2021
Menjaga kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, kenali risiko melakukan hubungan seks saat menstruasi.
Menjaga kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, kenali risiko melakukan hubungan seks saat menstruasi. NoDerog

Parapuan.co - Kawan Puan, berkaitan dengan kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, banyak yang mempertanyakan apakah berhubungan intim saat menstruasi aman.

Perlu Kawan Puan ketahui bahwa ada risiko infeksi saat berhubungan intim selama menstruasi.

Beberapa risiko tersebut termasuk infeksi menular seksual (IMS), seperti dilansir dari MedicalNewsToday.

Ada dua jenis infeksi yang mungkin terjadi karena aktivitas seksual yang dilakukan saat menstruasi.

IMS dan masalah yang disebabkan oleh perubahan floral normal vagina, seperti infeksi jamur dan vaginosis bakterial.

Baca Juga: Jaga Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan, Kenali Perbedaan PMS dan PMDD

Sementara infeksi jamur dapat terjadi tanpa melakukan aktivitas seksual.

Orang dengan kemungkinan memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi jamur karena perubahan hormonal selama satu periode.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan ada 20 juta infeksi menular seksual baru setiap tahun di Amerika Serikat.

Beberapa infeksi menular seksual di antaranya klamidia, kutil kelamin, gonorea, hepatitis B, herpes, HIV, HPV, dan banyak lagi.

Langkah-langkah perlindungan ini tidak menjamin seseorang tidak akan tertular infeksi.

Selanjutnya, berikut hal-hal yang perlu dipertimbangkan melakukan hubungan intim saat menstruasi demi menjaga kesehatan organ intim wanita.

 

Untuk menjaga kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, risiko berikut perlu dipertimbangkan saat melakukan hubungan intim pada masa menstruasi.

Berhubungan intim saat menstruasi dapat menyebabkan peningkatan risiko penyebaran infeksi menular, seperti HIV atau hepatitis, seperti dilansir melalui Healthline.

Virus-virus ini hidup dalam darah dan dapat menyebar melalui darah menstruasi yang terinfeksi.

Infeksi ragi atau jamur juga bisa terjadi ketika berhubungan seks dalam masa menstruasi.

Pasalnya, vagina memiliki kadar pH (indikator tingkat asam atau basa) antara 3,8 hingga 4,5 setiap bulannya.

Namun selama menstruasi, kadar pH dapat meningkat akibat pH darah menjadi lebih tinggi.

Inilah yang dapat menyebabkan jamur atau ragi berkembang lebih cepat di vagina.

Lauren Streicher, MD, seorang profesor klinis kebidanan dan ginekologi di Fakultas Kedokteran Feinberg Universitas Northwestern di Chicago, mengatakan bahwa secara anekdot, ada dua alasan untuk risiko ini, seperti dilansir Everydayhealth.

"Setiap cairan tubuh dapat membawa HIV atau IMS (lainnya), dan (selama menstruasi), serviks sedikit terbuka, yang memungkinkan virus untuk melewatinya," katanya.

Sehingga, hal ini penting diketahui oleh perempuan melihat risiko yang dapat disebabkan berhubungan intim saat menstruasi.

Lebih lanjut, hal ini untuk menjaga kesehatan organ intim wanita.

Baca Juga: Peran Orang Tua dalam Edukasi Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan Remaja

Kawan Puan juga perlu tahu adanya risiko infeksi saluran kemih yang mungkin terjadi saat melakukan hubungan seks di periode menstruasi.

Beberapa perempuan lebih rentan mengalami infeksi saluran kemih saat berhubungan intim.

Hal tersebut dituturkan oleh Carrie Coleman, MD, seorang ob/gyn di Massachusetts General Hospital di Boston.

"Ini kemungkinan besar terkait dengan bakteri yang dapat dengan mudah melakukan perjalanan ke kandung kemih dengan hubungan seksual, tetapi itu dapat terjadi kapan saja selama siklus menstruasi," tuturnya.

Lalu bisakah terjadi kehamilan ketika berhubungan seks di masa menstruasi?

Jawabannya, peluang untuk hamil ketika melakukan seks di masa menstruasi memang lebih rendah.

Namun, bukan berarti kamu tidak dapat hamil meski melakukan seks saat menstruasi.

Risiko kehamilan akan lebih besar bila hubungan seks dilakukan selama ovulasi, yang terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi.

Namun panjang siklus menstruasi setiap wanita berbeda dan dapat berubah setiap bulan.

Jika kamu memiliki siklus menstruasi pendek, maka risiko hamil akan lebih tinggi.

Untuk menjaga kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, sebaiknya tunggu menstruasi selesai untuk berhubungan intim.

Baca Juga: Risiko Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan dari Mencabut Rambut Kemaluan

(*)

Sumber: Healthline,Everyday Health,medicalnewstoday
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania

Dokter Jelaskan Manfaat Makan Kacang-Kacangan bagi Pengidap Stroke