Cerita Poppy Dihardjo Soal Stigma Janda yang Disematkan Pada Dirinya

Aulia Firafiroh - Kamis, 9 Desember 2021
Cerita Poppy soal stigma janda
Cerita Poppy soal stigma janda parapuan

Poppy juga menceritakan stigma yang dialami janda yang pernah dialami oleh tetangga teman di komunitasnya.

"Pernah ada cerita dari salah satu teman di komunitas yang tetangganya jadi janda karena suaminya meninggal. Saat itu mereka lagi nunggu angkutan umum terus denger ibu-ibu lagi bergosip "Wah, ada janda baru di kampung tapi masih cakep. Baik-baik jagain laki-laki. Nanti suamimu naksir". Terus sama temenku dibalas "hati-hati ya ibu-ibu, kalian semua akan menjadi janda kecuali suami kalian meninggal duluan"," cerita Poppy yang tertawa saat menceritakan kejadian itu.

Menurut Poppy, tak perlu menertawakan status janda karena pada dasarnya semua perempuan yang menikah, nantinya akan menjadi janda kecuali ia meninggal terlebih dahulu.

Perempuan yang sudah dua puluh tahun lebih berkarier di dunia advertising ini juga merasa jenuh dengan pertanyaan orang-orang yang bertanya kemana suaminya saat ia berjalan berdua dengan anaknya.

"Aku sering jalan-jalan bahkan ke luar negri. Aku melihat hanya orang-orang di Indonesia saja yang sering bertanya "kemana bapaknya?" saat aku jalan berdua dengan anakku," kata Poppy.

Baca juga: Mengenal No Recruit List, Tempat Pengaduan Kekerasan Seksual di Tempat Kerja

Poppy mengaku merasa geram dengan pertanyaan itu karena seolah seorang anak tidak aman jika hanya bersama ibunya saja.

"Bahkan perempuan berdua dengan anaknya di rumah sakit, yang selalu ditanya adalah bapaknya. Kayak nggak cukup anak ini bersama ibunya. Seperti nggak aman gitu kalau anak keluar sama ibunya aja," ujar Poppy.

Bagi Poppy, stigma-stigma terhadap janda harus dihilangkan karena akan berdampak buruk kepada kondisi mental perempuan apalagi yang baru lepas dari toxic relationship.

"Stigma-stigma inilah yang menghalangi perempuan untuk keluar dari hubungan toxic marriage, takut untuk maju, dan menurunkan kondisi mental mereka," jelas perempuan yang aktif di komunitas Perempuan Tanpa Stigma (PenTaS) ini. 

Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh