Cerita Lia Oktaviani Handoko, Sukses Jadi Entrepreneur dari Hobi Hand Lettering

Ardela Nabila - Senin, 15 November 2021
Lia Oktaviani Handoko, entrepreneur dan founder Lettering and Life.
Lia Oktaviani Handoko, entrepreneur dan founder Lettering and Life. Lia Oktaviani Handoko

Parapuan.co - Kawan Puan, kamu pasti memiliki hobi dan passion di luar pekerjaan yang kamu lakukan sehari-hari, kan?

Saat melakukan hobi atau aktivitas yang kita sukai, tentunya kita akan merasa puas dan senang.

Namun, pernahkah kamu berpikir untuk betul-betul fokus menekuni hobi tersebut dan menghasilkan uang dari situ?

Hal inilah yang dialami oleh Lia Oktaviani Handoko, seorang entrepreneur dan founder Lettering and Life yang memulai perjalanan di dunia bisnis dengan menekuni hobinya, yakni lettering.

Sebelum menjadi seorang entrepreneur, Lia sudah memiliki pengalaman bekerja sebagai seorang karyawan, yakni sebagai Leasing Executive di Paris Van Java (PVJ), Bandung.

Baca Juga: Mengenal Sosok Maya Hasan, Harpist Sekaligus Founder Myndfulact dan Grotto

Saat itu, Lia bekerja sembari merintis bisnis bernama Artluz, brand yang ia bangun untuk menyalurkan hobi lettering-nya.

Seiring dengan berkembangnya Artluz, ia pun memutuskan untuk resign dari pekerjaan tetapnya dan fokus untuk membangun brand tersebut.

Awal dari Lettering and Life sendiri pun sebenarnya berawal dari keisengannya yang membuat akun Instagram khusus untuk mengunggah karya lettering yang dibuatnya, yakni pada Juni 2017.

“Itu aku bikin Instagram-nya tidak didedikasikan untuk bisnis. Jadi bener-bener aku pure mau share karya lettering aku daily di situ, di mana aku bisa bebas berkarya, sama sekali enggak kepikiran buat dijual, aku memang seneng aja posting di situ,” ujar Lia Oktaviani saat dihubungi PARAPUAN.

Dari situ, hasil karyanya ternyata banyak mencuri perhatian orang, di mana ia pun mulai menerima berbagai pesanan lettering, Kawan Puan.

Lettering and Life pun semakin berkembang ketika ia mulai membuat sebuah produk dari kayu, yakni sebuah box yang dapat dipakai untuk menyimpan barang-barang bermakna.

Dalam produk tersebut tentunya juga terdapat lettering yang dibuatnya berdasarkan pesanan dari masing-masing konsumen.

Sebagai entrepreneur, alumnus jurusan Desain dan Komunikasi Visual Universitas Kristen Maranatha Bandung ini selalu berusaha untuk menyelipkan nilai tambah dari produk yang dijualnya.

Dalam hal ini, lettering-lah yang ia manfaatkan sebagai medium untuk memasukkan added value dari tiap produk di Lettering and Life.

“Itu (box) aku bikin custom manual, dan dari situ jadi booming dan influencer pada order. Dari situ berkembang lagi. Jadi sebenarnya Lettering and Life bisa dibilang bertumbuh seiring dengan perjalanan hidup aku juga,” kenang Lia.

Baca Juga: Mengenal Julie Sutardjana, Penulis Buku Resep Legendaris Indonesia

Awal mula Lettering and Life fokus pada mainan kayu dan home decor

Lettering and Life.
Lettering and Life. Lia Oktaviani Handoko

Jika saat ini Kawan Puan mengecek media sosial dan situs Lettering and Life, kamu mungkin akan melihat berbagai mainan kayu dan produk dekorasi rumah apik yang ditawarkan.

Ternyata, hal itu dilatarbelakangi oleh Lia yang pada tahun 2018 sempat mengalami kesulitan mencari mainan kayu.

Akhirnya, pada tahun 2019, perempuan kelahiran 24 Oktober 1991 itu memutuskan untuk membuat mainan kayu sendiri yang tentunya tetap memiliki value lettering-nya.

Mainan kayu yang pertama kali dibuatnya merupakan alphabet wooden block, di mana tutupnya tertuliskan lettering nama.

Tak disangka-sangka, ternyata banyak dari teman-temannya yang tertarik dengan produk buatannya, Kawan Puan.

Ketika akhirnya ia membuka pre-order, Lia berhasil menjual hampir 100 produk mainan dalam waktu 15 menit saja.

“Dari situ akhirnya berkembanglah mainan Lettering and Life, di mana value-nya harus tetap ada, yaitu setiap mainan harus ada kaligrafi kata-kata positif yang tertulis di situ,” lanjut Lia bersemangat.

Sementara itu, untuk produk dekorasi rumah sendiri dijualnya karena ia memang merupakan penikmat produk home decor.

Melalui kaligrafi yang dibuatnya di setiap produknya, Lia ingin orang yang membeli produk tersebut bisa merasa terinspirasi dan terafirmasi.

Sebab, katanya, ia percaya bahwa kata-kata memiliki kekuatan dan ia ingin bisa memberikan dampak positif melalui bisnis yang ia bangun.

Baca Juga: Kata Stefany Chandra tentang Pentingnya Memahami Diri Sendiri dalam Berkarya

Ketika konsumen membaca kaligrafi yang ada di mainan tersebut berkali-kali, maka ia akan memikirkan hal yang tertulis dan kembali bersemangat.

Ibu anak satu ini juga ingin memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitarnya.

Lewat Lettering and Life, ia berhasil memberdayakan pengrajin lokal dan membantu perekonomian sekitar.

“Aku pengin jadi entrepreneur, aku pengin jadi sosok yang memberi hidup ke orang lain. Bisa menginspirasi. Gak cuma sekadar uang atau keuntungan, tapi ada added value, bahwa bisnis yang aku bangun itu bisa membawa dampak positif ke orang sekitar,” terangnya.

Tantangan sebagai entrepreneur

Menjadi seorang entrepreneur tentunya tak terlepas dari berbagai tantangan, terlebih seiring dengan berkembangnya bisnis yang ditekuni.

Menurut Lia, salah satu tantangan terbesarnya dalam membangun bisnis adalah ketika memulai Lettering and Life, di mana saat itu belum ada yang mengetahui tentang mainan kayu.

“Market kan naik terus juga enggak, jadi tetap ada up and down-nya. Apalagi dulu belum ada yang jual jadi orang bingung, ini mainan kayu gimana, apakah aman. Kalau titik terendah itu, penetrasi ke market baru cukup struggle,” imbuhnya.

Selain itu, sebagai seorang ibu dan istri, perempuan berusia 30 tahun ini harus membagi waktu dengan maksimal di luar membangun Lettering and Life.

Baca Juga: 7 Tahun Berkarier sebagai Content Writer, Razan Izazi Bagikan Kisahnya

Dari semua tantangan dan masalah yang dihadapinya, yang terpenting menurut Lia adalah bagaimana ia terus bangkit serta mencari solusinya.

Kawan Puan, itulah kisah inspiratif Lia Oktaviani Handoko dalam membangun bisnisnya.

Seperti Lia, Kawan Puan juga bisa menggapai mimpimu jika terus berusaha dan yakin dengan diri sendiri.

Semoga kisah Lia bisa menginspirasi Kawan Puan yang bermimpi untuk menjadi seorang entrepreneur juga, ya! (*)

Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh