Harpist Maya Hasan Ungkap Cara Bangkit dari Keterpurukan di Puan Talks

Anna Maria Anggita - Rabu, 10 November 2021
Maya Hasan bagikan titik terendah dalam hidupnya
Maya Hasan bagikan titik terendah dalam hidupnya Instagram/MayaHasan

Parapuan.co - Maya Christina Worotikan Hasan atau yang lebih dikenal sebagai Maya Hasan merupakan seorang pemain harpa.

Sudah bermain Harpa selama puluhan tahun, perempuan inspiratif ini membagikan kisah tentang titik terendah dalam hidupnya.

Kisah tersebut dibagikan Maya Hasan dalam program Puan Talks edisi 5 November 2021 yang disiarkan live melalui Instagram @cerita_parapuan.

Dalam Puan Talks yang mengangkat topik Bukan Soal Jatuhmu tapi Bagaimana Bangkitmu, Maya Hasan bercerita tentang dirinya. 

Ia bercerita bahwa manusia bukan robot, jadi manusia pasti memiliki titik di mana kehilangan semangat untuk beraktivitas.

 

Baca Juga: Terapi Musik Baik untuk Kesehatan Fisik dan Mental, Ini 6 Jenisnya

"Namanya kita manusia ya, bukan robot jadi pasti ada (momen terendah dalam hidup), tetapi bagaiamana cara kita menyikapinya. Bagaimana cara kita menghadapinya itu yang paling penting," ujarnya.

Menurutnya, tak ada orang yang tidak pernah mengalami masalah. 

Kisah Perceraian Maya Hasan

"Aku mau share satu event, aku menyebutnya event dan tidak mau membahas tentang ini tetapi saya rasa pada saat ini ketika saya sudah melewati sudah betul-betul let go,"ucapnya.

Maya mengaku bahwa ia sudah berani berbicara tentang masa lalunya dengan sangat nyaman mengenai kisah percerain yang dialami olehnya.

 

Ia menceritakan rasa semangat menjalani aktivitas itu hilang ketika masa peceraian,

"Aku berubah dari orang yang enggak ada takutnya ngerjain segela sesuatu. Ketika aku mengalami perceraian itu saya kayak dibalik ya 180 derajat, saya enggak punya kekuatan apapun dan ini berlangsung lama, lama banget," kisahnya.

Maya mengaku masa terberat dalam hidupnya ialah saat tiga tahun pertama masa perceraian.

"Aku pikir ini penting buat aku share karena saat itu adalah saat akhirnya aku belajar untuk melihat ke dalam diri," ungkapnya sembari membagikan kisah hidupnya.

"Aku mulau melakukan review ke diri sendiri. Aku mulai kaya melihat apa yang di kaca, apa yang membuat salah. Kelihatan poin satu, poin dua, poin tiga. Ternyata poinnya banyak," ceritanya.

Baca Juga: Seni Mengatasi Cemas setelah Gagal Menenangkan Diri, Begini Caranya!

 

Momen Menyalahkan Diri Sendiri

Maya juga mengungkapkan kalau dalam hidup, kita pasti pernah menyalahkan diri sendiri. Apalagi terkait dengan perceraian.

"Pasti ada momen menyalahkan diri sendiri, karena pernikahan itu effort dua orang. Ketika perceraian itu pun juga bukan kesalahan satu orang, tapi kesalahan dua orang," ungkapnya.

Maya menjelaskan bahwa perlu hati yang sangat besar untuk bisa mengakui kesalahan, walaupun sebenarnya apa yang terjadi itu memiliki sebab akibat.

Titik Bangkit

Meski punya masalah dalam hidup, kita tetap harus memiliki titik balik dalam hidup itu sendiri. 

"Sebetulnya kalau harus bangkit itu sudah dari peceraiannya itu sendiri. Secara teori tahu, tapi untuk melakukannya sama sekali enggak gampang. Dan sebetulnya saya baru menemukan sekitar 10 tahun setelah itu bahkan lebih kira-kira ada 12 tahun. Saya menyadari bahwa saya melenceng dari diri sendiri udah jauh banget," terangnya.

Melencengnya Maya dari tujuan hidupnya itu disadarinya ketika bangun tidur.

"Aku tuh sebenarnya gimana sih. Kenapa aku enggak semanagat bangun, something wrong, enggak aku banget", jelasnya.

Di sisi lain, ia telah melakukan segala cara untuk bangkit lagi. Mulai dari latihan pernapasan dan memberi afirmasi positif ternyata menurutnya tidak membantu.

Hingga pada di suatu titik, Maya berdiam diri dan berkata bahwa ia akan menerima kado dari Tuhan dan semesta.

Baca Juga: Birthday Blues: Gejala dan Penyebab Rasa Khawatir Jelang Hari Ulang Tahun

"Jadi hari ini aku mau kaya orang ulang tahun, aku mau semangat karena aku akan menerima kado dari semesta dari Tuhan," tambahnya.

Setelah Maya menganggap semua hal itu merupakan hadiah dari Tuhan, ia mengaku bahwa cara pandangnya kan hidup berbeda.

Pada akhirnya hidupnya pun berubah dan ia kembali bersemangat menjalani apa yang ada di hari itu.

"Bahwa apapun yang datang itu adalah sebuah anugerah," tutup Maya.

(*)

Benarkah Tertawa Baik untuk Menjaga Kesehatan Mental? Ini Penjelasannya