Banyak Anak Perempuan di Wilayah Terpencil yang Jadi Korban Kekerasan

Saras Bening Sumunarsih - Rabu, 13 Oktober 2021
Peringatin Hari Anak Perempuan Sedunia, masih banyak anak perempuan korban kekerasan
Peringatin Hari Anak Perempuan Sedunia, masih banyak anak perempuan korban kekerasan Nattanon Kanchak

Tak hanya Valentina, Grace yang merupakan seorang perwakilan dari Sumba Timur menceritakan jika angka kekerasan terhadap anak di Sumba Timur meningkat sangat drastis.

Sejak Maret hingga September 2021, terjadi kurang lebih 40 kasus kekerasan terhadap anak dengan 36 diantaranya adalah kekerasan seksual dengan usia korban berkisar 5-17 tahun.

"Hal ini menyakitkan hati, cukup mengagetkan, bahwa ini terjadi pada anak-anak di Sumba Timur," ujarnya.

Melihat masih banyaknya kasus penyelewengan hak khususnya bagi anak perempuan, tentunya diperlukan upaya pencegahan agar anak perempuan tidak semakin banyak yang jadi korban kekerasan. 

Hal ini disampaikan oleh Asisten Deputi Perlindungan Khusus Anak dari Kekerasan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Ciput Eka Purwianti.

Baca Juga: Mengenal Kepribadian ENTJ, Tegas dan Cepat Menyelesaikan Masalah

"Edukasi juga terus dilakukan di tengah masih sangat terbatasnya kader dan aktivis di tingkat desa/kelurahan. Baru ada sekitar 10% dari sedikitnya 80.000 desa/kelurahan di Indonesia yang memiliki kader/aktivis perlindungan anak terlatih," ucap Ciput.

Selain edukasi, Ciput juga memaparkan upaya lain seperti pemberdayaan perempuan.

"Selain itu, pemerintah juga fokus pada pemberdayaan perempuan sehingga keluarga memiliki daya lenting dan lebih sejahtera melalui program desa ramah perempuan dan peduli anak yang telah disepakati bersama Kementerian Desa dan PDTT. Program ini mendorong percepatan terwujudnya kota/kabupaten layak anak untuk mendorong keterlibatan semua pihak memenuhi hak-hak anak dan memberikan perlindungan khusus," tutup Ciput.

Semoga kita bisa menciptakan lingkungan yang sadar akan kekerasan terhadap anak perempuan dan berhenti untuk menormalisasikannya.

(*)

Sumber: liputan,Press Release
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini