Film 27 Steps of May: Pahitnya Trauma Kekerasan Seksual dan Kesehatan Mental Penyintas

Alessandra Langit - Minggu, 10 Oktober 2021
Ulasan film 27 Steps of May di Hari Kesehatan Mental Sedunia
Ulasan film 27 Steps of May di Hari Kesehatan Mental Sedunia 27stepsofmay.com

Ruang tinju menjadi ruang pelampiasan emosi dari Bapak, yang merasa gagal melindungi anak perempuan satu-satunya.

27 Steps of May adalah gambaran nyata trauma dan sakit secara mental yang dialami oleh perempuan penyintas kekerasan seksual.

Secara detail, Ravi Bharwani sebagai sutradara memberikan pernyataan visual mengenai bentuk beban mental yang dirasakan May sehari-hari.

"Karena rutinitas itulah maka dia bisa bertahan," bunyi dialog Bapak.

Secara visual, May digambarkan hidup dalam rutinitas yang monoton, tidak ada yang berubah setiap harinya dari hidup May.

May bangun, kemudian menyetrika baju hingga licin tak ada lipatan, menata rambutnya kemudian menjepitnya.

Potongan adegan film 27 Steps of May
Potongan adegan film 27 Steps of May 27stepsofmay.com

Baca Juga: Film Moxie: Arti Gerakan Women Support Women Sesungguhnya dalam Perjuangan Melawan Sistem Patriarki

Ia kemudian menghitung puluhan boneka dalam rak dan mengerjakan pesanan boneka berdua dengan Bapak.

May hanya ingin menyantap hidangan yang sama dan melakukan olahraga lompat tali dengan pakaian tertutup.

Kawan Puan mungkin akan bosan di awal-awal film karena rutinitas ini tidak ada hentinya. Namun, itulah yang membuat May bertahan hidup.

PARAPUAN menyoroti simbol warna yang hadir dalam film ini, kusam dan monoton seperti berbicara tentang kehambaran dan tidak adanya harapan.

Penulis:
Editor: Linda Fitria