Film 27 Steps of May: Pahitnya Trauma Kekerasan Seksual dan Kesehatan Mental Penyintas

Alessandra Langit - Minggu, 10 Oktober 2021
Ulasan film 27 Steps of May di Hari Kesehatan Mental Sedunia
Ulasan film 27 Steps of May di Hari Kesehatan Mental Sedunia 27stepsofmay.com

Parapuan.co - Setiap tanggal 10 Oktober, kita bersama-sama merayakan Hari Kesehatan Mental Sedunia.

Kesehatan mental tentunya adalah topik yang penting untuk menjadi sorotan bagi seluruh masyarakat global.

Namun, kerap kali masyarakat di Indonesia mengabaikan pentingnya menjaga kesehatan mental dan dampak yang terjadi bila seseorang mentalnya terganggu.

Media seperti lagu, serial televisi, dan film, memiliki peran penting untuk menggaungkan pesan pentingnya kesehatan mental ini.

Salah satu film yang berpusat pada gangguan kesehatan mental pasca kejadian traumatis adalah 27 Steps of May karya Ravi Bharwani yang baru saja rilis di Netflix.

Penting untuk Kawan Puan ketahui, dalam ulasan PARAPUAN kali ini, banyak topik terkait trauma kekerasan seksual dan tindakan bunuh diri yang akan dibahas.

Film yang tayang di bioskop pada tahun 2019 ini dimulai oleh May, (Raihanuun) yang saat itu masih duduk di bangku SMP mengalami pemerkosaan oleh sekelompok laki-laki di gang.

Baca Juga: Film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak: Simbol Perjuangan Perempuan Demi Kebebasan

Pulang dengan seragan compang-camping dan terluka, May melanjutkan hidup dalam trauma dan beban mental yang berat.

Selama delapan tahun, May memutuskan untuk mengisolasi diri dalam ruang sempit, remang, dan tidak ada warna lain selain putih.

Sang Bapak (Lukman Sardi) hidup dalam rasa bersalah dan terus-menerus menyalahkan dirinya sendiri.

Penulis:
Editor: Linda Fitria