Hybrid Work, Budaya Kerja Masa Depan yang Perlu Fresh Graduate Tahu

Arintha Widya - Kamis, 7 Oktober 2021
Mengenal budaya hybrid work
Mengenal budaya hybrid work Pexels

Parapuan.co - Work from home (WFH) alias bekerja dari rumah sudah menjadi budaya semenjak pandemi Covid-19 melanda.

Kini, budaya WFH bahkan sudah menemukan istilah baru yang menggantikan kegiatan bekerja secara daring, yaitu hybrid work.

Budaya hybrid work dipastikan akan semakin meluas dan berkembang di masa depan.

Maka itu, fresh graduate maupun para pencari kerja mesti mempelajari budaya hybrid work lantaran mereka akan berada di situasi tersebut.

Para eksekutif menilai, budaya kerja ini bukan sekadar mengubah kebiasaan bekerja di kantor menjadi bisa dilakukan fleksibel dari mana saja.

Akan tetapi, ada perubahan lain terkait jam dan hari kerja sebagaimana mengutip Mckinsey.com.

Baca Juga: 5 Hal Penting yang Harus Diperhatikan Sebelum Terima Tawaran Kerja

Gambaran situasi kerja di masa depan

Seperti yang sudah tampak akhir-akhir ini, situasi kerja di masa depan akan menjadi lebih hybrid.

Di mana para pimpinan perusahaan mulai berpikir bahwa sebagian karyawan tak harus ada di kantor untuk bekerja.

Karyawan cuma akan berada di kantor sesekali selama satu hingga empat hari setiap minggunya.

Presentase kehadiran karyawan di tempat kerja bisa dibilang akan lebih sedikit ketimbang sebelum pandemi.

Baca Juga: 5 Karakter Toksik Perempuan Karier yang Harus Dihindari di Tempat Kerja

Hal ini bukan hanya untuk membatasi interaksi, tetapi melihat kenyataan bahwa beberapa jenis pekerjaan memang tidak mesti dilakukan di kantor.

Bahkan untuk rapat atau pertemuan, karyawan maupun para eksekutif bisa menggunakan aplikasi sehingga tak perlu bertatap muka langsung.

Hybrid work sudah banyak dipraktekkan di berbagai sektor industri, mulai dari bisnis sampai media.

Nantinya setelah pandemi berakhir pun, boleh jadi tak banyak yang berubah terkait budaya kerja ini dan justru semakin meluas.

Efektivitas hybrid work

Meski perlu dibiasakan, hybrid work disebut lebih efektif dibandingkan budaya kerja pagi sampai sore yang selama ini diterapkan.

Dikatakan bahwa produktivitas individu meningkat lantaran bekerja dari rumah, maupun dari tempat-tempat lain yang membuat mereka nyaman.

Peningkatan produktivitas ini dapat disebabkan karena beberapa hal, salah satunya minimnya tekanan bekerja dari rumah dibandingkan di kantor.

Di rumah, pekerja bisa mendapatkan suntikan energi dari anggota keluarga, sehingga semakin bersemangat menyelesaikan tugasnya.

Apabila produktivitas karyawan meningkat, otomatis juga akan meningkatkan kepuasan pelanggan atau klien.

Alasan lainnya adalah, terciptanya hubungan mikro antarkaryawan ketika menjalankan hybrid work.

Koneksi dengan rekan kerja yang baik meski lingkupnya kecil, dianggap membawa suasana positif.

Baca Juga: Seperti Apa Budaya Kerja Pasca Pandemi Covid-19? Ini Prediksinya

Keterangan di atas menunjukkan bahwa hybrid work memiliki sisi positif hingga menjadi budaya di tengah-tengah kita.

Para fresh graduate dan pencari kerja perlu mengetahui hal ini supaya lebih mudah membiasakan diri nantinya. Setuju? (*)