Pertama di Dunia, WHO Umumkan Vaksin Malaria yang Dapat Perangi Penyakit Parasit

Maharani Kusuma Daruwati - Kamis, 7 Oktober 2021
WHO umumkan vaksin malaria pertama di dunia
WHO umumkan vaksin malaria pertama di dunia Hailshadow

Parapuan.co - Kawan Puan mungkin sudah tak lagi asing dengan penyakit malaria.

Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit dalam nyamuk Anopheles.

Sama seperti DBD, jika tidak ditangani dengan baik, penyakit ini dapat mematikan.

Parasit Plasmodium dalam nyamuk Anopheles tersebut cukup berbahaya dan dapat bersifat mematikan.

Baca Juga: Jubir Vaksinasi Covid-19 Ungkap Respons Setiap Orang pada Vaksin Moderna Berbeda

Malaria dapat menyerang siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa.

Penyakit ini umum ditemukan di negara tropis dan subtropis, termasuk juga di Indonesia.

Hingga akhirnya Organisasi Kesehatan Dunia WHO pun membuat sebuah pernyataan terkait malaria.

WHO mengumumkan vaksin malaria pertama di dunia harus diberikan kepada anak-anak di seluruh Afrika.

Melansir Associated Press via Kompas.tv, Kamis (7/10/2021), setelah pertemuan kelompok penasihat vaksin badan kesehatan PBB, direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, keputusan itu menandai "hari yang bersejarah."

WHO mengatakan keputusan mereka didasarkan pada hasil dari penelitian yang sedang berlangsung di Ghana, Kenya dan Malawi yang telah melacak lebih dari 800.000 anak sejak 2019.

Ini merupakan sebuah langkah yang diharapkan para pejabat PBB akan memacu upaya yang selama ini terhenti untuk mengadang penyebaran penyakit malaria yang bersumber dari parasit itu.

Vaksin malaria yang dikenal sebagai Mosquirix dikembangkan oleh GlaxoSmithKline pada tahun 1987.

Vaksin yang akhirnya diotorisasi oleh WHO ini disebut memiliki efektivitas sekitar 30 persen.

Baca Juga: Tak Perlu Pilih-pilih, Satgas Covid-19 Tegaskan Semua Jenis Vaksin Aman dan Efektif

Membutuhkan empat kali dosis penggunaan vaksin ini dan perlindungannya disebut akan memudar setelah beberapa bulan.

Meski begitu, hal ini dirasa cukup berdampak besar mengingat beban malaria yang sangat tinggi di Afrika.

Meskipun ini adalah yang pertama diotorisasi, vaksin ini hanya sekitar 30 persen efektif, membutuhkan hingga empat dosis, dan perlindungan memudar setelah hanya beberapa bulan.

Di mana mayoritas lebih dari 200 juta kasus di dunia per tahun dan 400.000 kematian terjadi

Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, bahwa vaksin ini tak hanya bisa melindungi dari malaria, melainkan juga vaksin pertama untuk penyakit parasit lainnya.

"Hari ini adalah hari yang sangat bersejarah dan karena bukan hanya vaksin ini hanya untuk malaria, ini bukan vaksin pertama hanya untuk malaria, tetapi ini juga vaksin pertama untuk penyakit parasit apa pun," ungkap Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Tedros pun menekankan bahwa adanya vaksin ini membuka peluang untuk pengendalian berbagai penyakit.

“Jadi (vaksin ini) membuka peluang penyakit lain, dalam pengendalian penyakit lain juga. Jadi, itu yang ingin saya garis bawahi,” tegasnya.

Baca Juga: Cara Scan Barcode Sertifikat Vaksin Covid-19 di PeduliLindungi untuk Masuk Mal

Menurut Tedros, jika dunia ingin meningkatkan akses vaksin ini, maka dunia akan membutuhkan peningkatan produksi vaksin dan itu berarti kebutuhan sumber daya.

Tedros berharap kemitraan dan kerja sama akan terus berjalan, sehingga anak-anak di Afrika dan di belahan dunia lain dapat memiliki akses ke vaksin ini.

"Kami akan melakukan segalanya untuk memastikan bahwa kami memiliki sumber daya untuk mengirimkan vaksin ini kepada mereka yang membutuhkannya," pungkas Tedros.

(*)