Kesampingkan Profit, UMKM Batik Ini Berdayakan Penyandang Tunarungu

Arintha Widya - Minggu, 3 Oktober 2021
Ilustrasi UMKM Batik
Ilustrasi UMKM Batik Mahmur Marganti / Unsplash

Lalu semenjak pandemi, Batik Toeli mulai memproduksi masker dari kain batik yang dijual di kisaran harga mulai Rp5.000 perbuah.

Masker buatan Batik Toeli sendiri juga terbilang unik lantaran menggunakan bahan dari kain sisa yang sudah tidak terpakai di CV Mahkota.

 

Dari bahan daur ulang yang tak sulit diperoleh itu, Topan dan para staf UMKM kemudian memasarkan produk mereka menggunakan secara online.

"Saat ini masih melalui online dan media sosial, serta relasi-relasi yang membutuhkan masker," terang Topan.

Melihat Batik Toeli yang bisa beroperasi sebagaimana UMKM pada umumnya, Topan berharap orang-orang dapat melihat usaha mereka.

Bahwasanya, penyandang difabel atau orang berkebutuhan khusus bisa mempunyai keahlian dan meningkatkan skill jika berada di tempat yang tepat.

"Ketika orang-orang berkebutuhan khusus belum memiliki pekerjaan tapi memiliki keahlian, bisa dipekerjakan dan ditingkatkan skill-nya," imbuh sang manajer.

Baca Juga: Mengenal Profesi Pembatik dan Alat yang Dipakai saat Bekerja

Ia menambahkan pula bahwa UMKM ini tidak cuma berorientasi pada profik dan keuntungan semata.

Pihaknya juga berupaya agar para difabel bisa merasa berguna dan tidak patah semangatnya.

Inspiratif sekali, ya, Kawan Puan? (*)

Sumber: tribunnews
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh