Psikolog Ungkap Bentuk Stigma pada Anak Down Syndrome dan Akibatnya

Kinanti Nuke Mahardini - Rabu, 20 Agustus 2025
Stigma negatif yang mungkin diterima anak down syndrome
Stigma negatif yang mungkin diterima anak down syndrome Edwin Tan

Parapuan.co - Stigma menjadi salah satu kata yang paling kita dengar. Sebenarnya, stigma sendiri merupakan pandangan negatif dari masyarakat terhadap sebuah kelompok atau individu. 

Seringnya, stigma di masyarakat muncul karena kesalahpahaman atau stereotipe, bukan pada fakta sebenarnya. Terkait stigma, kelompok anak dengan down syndrome sering mengalaminya. 

Ada beberapa stigma yang mungkin diperoleh oleh anak dengan down syndromeHal ini diungkapkan oleh psikolog Pritta Tyas Mangestuti, M.Psi., Psikolog, dalam acara peluncuran Koleksi Hari Kemerdekaan.

Koleksi ini merupakan hasil kolaborasi Mothercare dengan Seribu Paras, sebuah komunitas yang berdedikasi mempromosikan inklusivitas bagi penyandang down syndrome.

Sebagai informasi, koleksi spesial bertajuk #MerdekadariStigma ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan membantu memutus stigma yang masih melekat pada anak-anak dengan down syndrome.

Untuk memperkuat misi ini, Mothercare bekerja sama dengan POTADS (Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome). Tujuannya, memperluas jangkauan dan dampaknya, menjangkau lebih banyak keluarga yang memiliki anggota dengan down syndrome.

Niraj Jain selaku CEO of PT Multitrend Indo TBK, menjelaskan bahwa Mothercare Indonesia sepenuhnya mendukung inklusivitas dan seruan ‘Merdeka dari Stigma’ bagi individu dengan Down Syndrome.
 
"Kami berkomitmen untuk memberikan dampak nyata, oleh karena itu 50% dari laba bersih penjualan Koleksi Seribu Paras akan disumbangkan kepada POTADS. Di luar koleksi ini, kami akan terus mengampanyekan inklusi bagi penyandang Down Syndrome sebagai anggota masyarakat yang produktif dan dihargai dengan menyediakan pelatihan, menciptakan peluang kerja, serta bekerja sama secara erat dengan para ahli dan komunitas seperti Seribu Paras dan POTADS untuk mewujudkannya," ujar Niraj. 
 
Koleksi Seribu Paras menghadirkan semangat inklusivitas dan keberanian mengekspresikan identitas diri melalui desain pakaian anak yang ceria, penuh warna-warni semarak kemerdekaan, dan ramah anak.
 
 
Seluruh desain dalam koleksi ini diciptakan oleh Vanessa, seorang anak dengan Down Syndrome yang merupakan bagian dari komunitas Seribu Paras.
 
Koleksi Mothercare dengan Seribu Paras
Koleksi Mothercare dengan Seribu Paras PARAPUAN / Kinanti
 
Karya-karya Vanessa menjadi simbol harapan, kreativitas, dan kemampuan luar biasa anak-anak berkebutuhan khusus untuk berkontribusi dan tampil percaya diri.
 
 
Lantas, apa saja bentuk stigma pada anak dengan down syndrome yang paling sering terjadi? 
 
Pritta Tyas menyebutkan bahwa ada 3 bentuk stigma yang paling umum dilabelkan oleh masyarakat pada anak dengan down syndrome. Pertamam mereka diremehkan dan dianggap kurang mampu. 
 
"Kedua, mereka dikasihani. Ini seolah melindungim tetapi justru menempatkan anak sebagai objek yang lemah. Beberapa bahkan mengucilkan mereka, ini bentuk ketiga," ujar Pritta. 
 
Tidak hanya menjelaskan tentang bentuknya, Pritta juga mengelaborasi dampak anak yang terus mendapatkan stigma. Menurutnya, label negatif yang terus didapatkan seseorang akan diyakini sebagai self image anak tersebut. 
 
"Self image yang terganggu akan turun, ini nantinya berpengaruh pada self esteem dan self confidence," pungkas Pritta. 
 
 
(*)