Cerita Shenina Cinnamon dan Wregas Bhanuteja Karantina di Korsel untuk Film Penyalin Cahaya

Alessandra Langit - Rabu, 29 September 2021
Para pemain Penyalin Cahaya bersama sutradara Wregas Bhanuteja berkumpul sebelum keberangkatan ke Korsel.
Para pemain Penyalin Cahaya bersama sutradara Wregas Bhanuteja berkumpul sebelum keberangkatan ke Korsel. Rekata Studio/Kaninga Pictures

"Tidak bosan kok. Saya sering berinteraksi dengan keluarga dan orang-orang terdekat lewat telepon ataupun video call, lakukan olahraga ringan, menonton film dan series maupun video-video di YouTube," ungkap Shenina.

"Saya juga lumayan sering melihat pemandangan di luar lewat jendela dan pastinya selalu makan teratur supaya tetap sehat juga," tambahnya.

Wregas juga tidak merasa bosan. Dia tetap melakukan rutinitas kerja seperti biasa dengan diselingi olahraga ringan, menonton film dan series di OTT, hingga membaca buku.

Tak hanya itu, Wregas juga menyiapkan video diary tentang pengalaman perjalanan bersama Shenina ke Korsel untuk hadiri Busan International Film Festival.

Dengan kameranya, ia sudah merekam semua proses perjalanan sejak dari Bandara Soekarno-Hatta sampai mendarat di Incheon.

Baca Juga: Angkat Isu Kekerasan Seksual, Wregas Bhanuteja Ungkap Proses Kreatif Film Penyalin Cahaya

Selama karantina, sutradara berusia 28 tahun ini pun merekam aktivitasnya sendiri dan mengeditnya. Hal yang sama juga dilakukan Shenina.

Mereka juga disibukkan berkomunikasi dengan pihak penyelenggara festival untuk membahas berbagai rencana kegiatan yang berlangsung di festival nanti.

Kegiatan tersebut seperti upacara pembukaan, pemutaran film, sesi tanya jawab, hingga publikasi pers.

"Namun yang paling penting bagi saya adalah justru karantina ini menjadi saat yang tepat untuk menulis skenario film panjang kedua saya. Ada meja di pinggir jendela," ungkap Wregas.

"Pemandangan di luar jendela adalah laut dan marina di mana banyak yacht berlabuh. Setiap matahari akan tenggelam, cahayanya bagus sekali," katanya lebih lanjut.

Sumber: Rilis Pers Rekata Studio/Kaninga Pictures
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania